11 Tips Menciptakan Lingkungan Belajar yang Baik di Kelas
Kelas adalah bagian utama dari sekolah yang merupakan lingkungan belajar peserta didik paling berperan setelah keluarga dan masyarakat.
Oleh karena itu, penting menciptakan lingkungan belajar yang baik di kelas.
Lingkungan belajar yang baik di kelas tidak bisa tercipta sendiri, perlu ditanam dan ditumbuh kembangkan. Berikut 11 tips yang dapat Anda lakukan untuk menciptakannya.
1. Tanamkan suasana bersahaja
Lingkungan belajar yang baik di kelas ditandai dengan suasana yang bersahaja.
Maksudnya dalam keseharian, peserta didik memiliki sikap sopan santun yang bagus saat bertemu siapa pun. Terutama ketika bertemu dengan guru, maupun orang yang lebih tua.
Tanamkan suasana bersahaja melalui membiasakan 6S (Senyum, Salam, Salim Sapa, Sopan dan Santun). Lebih bagus lagi, tidak hanya menjadi pembiasaan namun menjadi budaya sekolah.
Pajang juga logo/slogan bertulisan 6S beserta kepanjangannya. Anda bisa memasangnya di depan kelas atau di tempat mudah dilihat.
2. Bangun kesadaran disiplin
Disipilin perlu kesadaran dari dalam diri peserta didik. Tanpa adanya kesadaran tentu penegakan disiplin akan sulit.
Kesadaran disiplin yang tinggi akan membuat segala nya menjadi teratur dan tertib. Lingkungan seperti ini sangat bagus buat membangun karakter peserta didik.
Agar murid Anda disiplin, harus dimulai dari guru beserta staf lebih dahulu. Karena dengan begitu dapat memberi pengaruh yang positif tersendiri kepada peserta didik anda.
3. Buat suasana kelas yang nyaman
Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.
Oleh karena itu, diperlukan kelas yang nyaman agar mereka betah belajar di dalam kelas.
Kelas yang membuat peserta didik betah belajar di kelas adalah tanda bahwa lingkungan belajar tersebut sudah baik. Karena lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang memberikan pengaruh yang baik bagi yang tinggal di dalamnya.
Untuk menciptakan ruang kelas yang nyaman adalah bukan hal yang sulit. Anda hanya sedikit menata ruang kelas lebih rapi, bersih dan memberi sedikit sentuhan kreativitas seperti hasil karya siswa, pajangan dan sebagainya.
4. Lengkapi fasilitas belajar
Fasilitas belajar adalah pendukung terciptanya lingkungan belajar yang baik di kelas. Semakin lengkap, semakin memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran.
Kelas yang memiliki fasilitas yang memadai merupakan lingkungan belajar yang bagus dalam belajar. Karena Lingkungan belajar yang baik bisa membawa peserta didik kepada pengetahuan dan pemahaman bukan?
Fasilitas belajar itu sendiri bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
Sumber belajar
Menurut Edgar Dale dalam Kherid (2009) mengemukakan sumber belajar adalah “segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang”.
Alat belajar
Alat belajar merupakan bahan atau alat apapun yang digunakan untuk membantu dan peyampaian dan penyajian materi pembelajaran. Alat ini dapat berupa alat peraga baik itu alat elektronik maupun alat lainnya yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Pendukung pembelajaran
Bagian lain yang cukup penting dalam fasilitas belajar adalah prasarana pendukung berupa gedung, terkhusus ruang kelas yang digunakan dalam pembelajaran. Diharapkan dalam ruangan atau gedung tersebut tercipta suasana yang kondusif guna kelancaran dan tercapainya tujuan pembelajaran.
5. Gunakan metode pembelajaran yang tepat
Guru mesti menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Belajar yang menyenangkan adalah cara belajar terbaik. Tingkat pemahaman terhadap materi lebih tinggi.
Lingkungan belajar seperti ini yang mesti dirasakan oleh setiap peserta didik dalam belajar.
6. Terapkan reward dan punishman
Untuk menciptakan kelas menjadi lingkungan belajar yang baik, sikap dan perilaku peserta didik mesti baik pula.
Jadi, lingkungan belajar bukan hanya berhubungan dengan tempat belajar, namun berhubungan dengan perilakunya.
Oleh karena, itu reward dan punishman perlu Anda terapkan di kelas.
Dengan cara ini diharapkan dapat memodifikasi tingkah laku mereka. Dari tingkah laku yang kurang baik menjadi lebih baik, serta memotivasi mereka yang berprestasi dan berperilaku baik.
Namun perlu diingat, dalam penerapan reward dan punishman harus mengikuti syarat dan ketentuan yang benar. Yaitu disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan peserta didik berdasarkan jenjang pendidikan.
7. Ciptakan suasana kelas kondusif namun tidak tegang
Lingkungan belajar yang baik adalah kelas yang kondusif. Kelas yang kondusif bukan berarti suasana kelas yang tegang.
Sering terjadi salah persepsi. Ingin membuat kelas kondusif namun dengan cara menakuti, membentak, memarahi. Akhirnya peserta didik belajar dalam bayang-bayang ketakutan.
Peserta didik belajar seperti itu malah semakin sulit menerima pelajaran. Akhirnya mereka membenci pelajarannya gara-gara membenci gurunya.
Untuk menciptakan kelas yang kondusif namun tidak tegang, Anda bisa mencoba beberapa langkah berikut.
- Sebelum memulai pelajaran, Minta mereka menyimpan mainan atau segala hal yang tak berhubungan dengan materi pembelajaran.
- Buatlah materi pembelajaran yang menarik seperti memberi games ringan.
- Gunakan intonasi suara yang menarik perhatian.
- Selipkan humor dikala mengajar.
- Jika siswa masih saja ribut maka hubungkan apa yang siswa perbincangkan dengan materi yang anda ajarkan kepada mereka.
- Jelaskan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari.
- Hindari kata-kata "jangan".
- Beri pujian dan hadiah kepada anak yang tenang.
- Hindari mengendalikan kelas dengan cara marah-marah, membentak murid, memukul papan tulis dan berteriak.
- Evaluasi hal-hal berikut ini : metode yang digunakan tidak tepat, materi yang terlalu sulit, komunikasi yang cenderung monoton, tidak menginspirasi, atau karena guru tak menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
- Berikan konsekuensi atas sebuah kesalahan.
8. Tanamkan kesadaran akan kebesihan
Kesadaran akan kebersihan akan senantiasa menjaga kelas menjadi tempat yang selalu bersih. Tempat belajar yang nyaman dan bersih akan membuat peserta didik Anda juga nyaman tinggal di dalamnya.
Tempat belajar yang nyaman dan bersih adalah lingkungan belajar yang baik buat belajar. Karena mereka tidak hanya mesti diajarkan materi pelajaran, namun juga pendidikan karakter, diantaranya bagaimana membiasakan hidup bersih, berpakaian bersih, makan dan tempat tinggal yang bersih.
Untuk membentuk kesadaran akan kebersihan, mereka perlu pembiasaan. Misalnya:
- Menegakan peraturan piket di kelas masing-masing.
- Mengadakan sabtu bersih.
- Menindak atau memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang mengotori lingkungan sekolah.
- Pastikan tersedia sarana kebersihan (sapu,kemoceng,lap) di setiap kelas .
9. Jalin komunikasi dengan murid
Pada dasarnya peserta didik Anda adalah pribadi yang ingin diperhatikan. Untuk membuat mereka merasa diperhatikan salah satunya dengan mengajaknya ngobrol. Dengan begitu Anda bisa lebih memahami mereka.
Seorang guru mesti bisa memahami apa yang mereka inginkan, cara belajar yang bagaimana mereka suka, apa kesulitan yang mereka handapi. Dengan begitu Anda bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mereka di kelas.
Data-data ini bisa Anda dapat melalui dengan bicara langsung. Anda bisa berbicara langsung dengan mereka baik saat pembelajaran maupun saat senggang.
10. Beri kebebasan berkreasi
Bebas berkreasi di sini maksudnya memberi kesempatan kepada siswa aktif dalam belajar. Jadi murid lebih banyak dilibatkan dalam proses belajar.
Kelas yang seperti ini sangat bagus membantu mengembangkan peserta didiknya menjadi kreatif. Kemampuan berpikir nya akan semakin berkembang. Dibandingkan kelas yang tegang, belajar yang satu arah.
Untuk menciptakan kelas yang bebas berkreasi, cobah beberapa tips berikut.
- Minta siswa mengajarkan siswa lainnya sebagai bagian dari strategi belajar.
- Latih siswa untuk berpendapat dengan jelas dan lancar, sebagai cara membuat siswa percaya diri di depan teman.
- Sering-seringlah meminta siswa bekerja sama dalam kelompok dan dorong mereka untuk semua berpartisipasi.
- Beri penugasan penugasannya yang bersifat mengekspresikan diri seperti drama, puisi atau minat yang mereka suka.
- Saat membahas sesuatu di kelas, sering2 lah bertanya, “apa yang terlintas dipikiranmu ketika mendengar kata……”.
- Berikan pekerjaan rumah yang berkualitas pada siswa, bukan yang sekedar membuat siswa pusing.
- Memperbanyak diskusi dan interaksi antar siswa di kelas, mengurangi ceramah dan komunikasi satu arah.
- Menciptakan budaya menjelaskan di kelas, bukan sekedar menjawab yang betul.
11. Atasi anak bermasalah
Seperti yang saya singgung di atas tadi. Lingkungan belajar bukan hanya berhubungan dengan tempat belajar, namun berhubungan dengan perilakunya.
Di setiap kelas selalu ada anak yang bermasalah. Ciri-cirinya anak tersebut sering melakukan pelanggaran seperti sering terlambat, suka berkelahi, suka bikin onar di kelas dan lain-lain. Hal ini tidak boleh dibiarkan, karena akan berdampak dengan peserta didik yang lain.
Mengatasinya jangan selalu memberi hukuman. Justru selalu memberi hukuman akan berdampak negatif bagi diri anak tersebut. Jalan tengahnya yaitu dengan konsekuensi.
Sebuah konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengan konsekuensi sebagai batasan.
Agar tidak terjerumus dalam memberi hukuman, ingat perbedaan antara hukuman dan konsekuensi berikut ini :
Hukuman
- Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi
- Memberi hukuman tanpa memandang apa pun
- Peserta didik bertanggung jawab sepenuhnya pada aturan sekolah
Konsekuensi
- Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi dan berdasarkan pada aturan yang telah disepakati.
- Hindari memberi cap jelek pada anak.
- Buat peserta didik Anda bertanggung jawab pada pilihannya.
Kesimpulan
Lingkungan belajar yang baik adalah lebih utama dari kepandaian. Dengan mengoptimalkan lingkungan belajar yang baik maka akan menghasilkan peserta didik yang pandai. Namun walau peserta didik Anda pandai tetapi lingkungan belajarnya kurang mendukung maka hasilnya pun juga tidak akan optimal.