System

20 Cara Agar Komunikasi di Kelas Lebih Efektif

Taufik Junaidie Taufik Junaidie 12 min read

Agar komunikasi di kelas bukan sekedar komunikasi, yang hanya membuat tenggorokan kering dan mulut berbusa, sepertinya sangat perlu berkomunikasi yang efektif. Artinya, pesan yang Anda sampaikan lebih mudah dipahami oleh peserta didik Anda.

Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, "Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan".

Sederhananya, komunikasi yang efektif akan berdampak baik kepada kelancaran proses belajar mengajar di kelas.

Sebagai guru yang baik dan ingin memiliki peserta didik yang cemerlang, kemampuan berkomunikasi efektif adalah hal wajib Anda miliki. Berikut saya sajikan 20 cara efektif, yang mesti Anda ketahui.

1. Pandai-pandai "mencuri"

Guru yang pandai adalah guru yang pandai "mencuri". Maksudnya mencuri di sini adalah mencuri perhatian murid agar penyampaian materi disimak dengan baik oleh peserta didik.

Jika Anda ingin mendapatkan perhatian peserta didik, cobalah trik seperti : memulai dengan menyapa, membuat hal-hal yang lucu, memberi kalimat motivasi, memberi perhatian dengan menanyai satu persatu terkait hal menarik di rumah, serta beragam cara lainnya.

Selain cara di atas, coba juga tehnik hallo dan hay. Teknisnya Anda bilang halo, maka murid Anda segera menjawab hai dan sebaliknya apabila Anda bilang hai, murid Anda bilang halo.

Cara ini lumayan efektif saat mereka bicara sendiri atau kelas mulai gaduh, saya jamin 100% mereka kembali memperhatikan Anda.

2. Perjelas artikulasi

Bagaimana rasanya jika Anda mendengarkan seseorang yang bicaranya tidak jelas. Tentu Anda akan merasa kurang nyaman bukan? Karena Anda tidak mengerti apa disampaikan oleh orang tersebut.
Murid pun berfikir demikian apabila Anda berbicara tidak jelas.

Oleh karena itu, artikulasi yang jelas akan membuat pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh mereka.

Semakin jelas artikulasi maka peserta didik akan lebih nyaman mendengarkan apa yang Anda sampaikan.

Jika Anda mengalami masalah pada artikulasi, cobalah beberapa cara berikut ini untuk memperjelas artikulasi Anda.

Latihan lidah

  • Tempelkan ujung lidah Anda ke bagian dinding atas mulut.
  • Selain dengan menempelkan ujung lidah ke bagian dinding atas mulut, bisa juga dengan cara menggigit sebuah pulpen.
  • Kemudian coba berbicara atau membaca buku.
  • Lakukan sekitar 15 menit.

Latihan bibir

  • Rapatkan bagian bibir atas dan bawah Anda.
  • Kemudian tiupkan sehingga mengeluarkan "bunyi brrrrr-brrrr-brrr-brrr".
  • Lakukan 10 sampai 15 menit sebelum mengajar.

Walaupun cara di atas terdengar aneh, namun cara tersebut bisa menjadi alternatif cara yang bisa Anda lakukan untuk memperjelas artikulasi berbicara Anda.

3. Intonasi

Akan menjadi komunikasi yang kurang efektif jika tidak memperhatikan intonasi dalam berbicara. Karena intonasi yang nyaman akan membuat pendengar menjadi terpengaruh untuk mendengarkan.

Intonasi seseorang naik dan turun terlalu banyak pada setiap kata membuat komunikasi menjadi buruk.

Oleh karenanya, cobalah tips berikut agar intonasi Anda lebih baik.

  • Berbicaralah dengan perubahan nada suara (intonasi) yang dinamis.
  • Pertanyaan-pertanyaan sebaiknya bernada tinggi pada bagian akhir.
  • Pernyataan seharusnya bernada lebih dalam, dengan nada penutup di akhirnya.
  • Perhatikan bagian suku kata dan kata-kata yang perlu penekanan.
  • Cobalah untuk menegaskan nada suara Anda, seolah-olah Anda membacakan sebuah cerita kepada seorang anak kecil.
  • Lebih baik memulai sebuah kalimat dengan nada tinggi dan mengakhiri kalimat dengan nada rendah.
  • Hal lain yang harus dihindari adalah untuk mengakhiri intonasi tinggi di akhir kalimat.

4. Kontrol kecepatan berbicara

Jika Anda pernah mendengarkan seseorang yang berbicara dengan sangat cepat. Apa yang akan Anda dapatkan? Rasa-rasanya sedikit sekali yang nyangkut di kepala bukan?

Jangan sampai bicara Anda terlalu cepat, karena membuat orang sulit memahami. Oleh karena itu berbicaralah lebih lambat.

Cobalah memberi waktu jeda pada saat berbicara, karena memberi waktu jeda berarti memberi kesempatan kepada orang yang mendengarkan untuk mencerna semua perkataan yang Anda katakan.

5. Pilih kata-kata yang tepat

Mengajar adalah pekerjaan yang memerlukan kepandaian berbicara. Guru yang pandai bicara bukan berarti hanya banyak bicara, namun guru yang memperhatikan pemilihan kata yang tepat.

Menggunakan kata-kata dengan tidak tepat atau di luar konteks, akan mengaburkan kejelasan maksud ucapan Anda. Akibatnya Anda tidak akan dianggap serius oleh si pendengar.

Prinsipnya, satu kata yang tepat adalah lebih baik daripada penggunaan kata-kata yang terlalu banyak dan membingungkan.

Oleh karena itu jagalah agar para pendengar mengerti. Cobalah dengan menggunakan kata-kata yang sederhana dan temukan kata-kata yang tepat yang Anda butuhkan, lalu gunakan kata-kata itu dengan efektif.

6. Gunakan kalimat yang baik

Komunikasi yang efektif apabila pesan berhasil tersampaikan. Pesan yang tersampaikan didukung oleh kalimat yang baik.

Jadi bagaimanakah penggunaan kalimat yang baik? Kalimat yang baik harus memenuhi 3 persyaratan berikut.

Tidak menyimpang dari kaidah bahasa

Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa adalah kalimat yang cermat, baik dari segi pemilihan kata, bentukan kata dan susunan kalimatnya memenuhi aturan sintaksis yang benar.

"Yang punya HP harus dimatikan".

Kalimat di atas meskipun dapat dipahami namun masih terasa janggal didengar. Pada kalimat tersebut terasa ada yang kurang bukan?

Yang dimatikan adalah HP bukan pemilik HP. Kalimat di atas yang lebih tepat ialah.


"Yang memiliki HP agar mematikan HP-nya".

Logis atau dapat dinalar oleh akal

Kalimat yang baik adalah kalimat yang logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik.

"Anak-anak itu sedang asyik makan pohonan".

Apa yang terlintas dipikiran Anda setelah membaca kalimat di atas? Kalimat di atas salah nalar dan jelas tidak masuk akal bukan? Karena secara akal sehat, tidak ada manusia yang memakan pohonan.

Pengertian pohonan adalah keseluruhan pohon dari akar, batang hingga daun. Kata pohonan juga dapat dimaknai banyak pohon. Meskipun secara struktur kalimatnya benar karena ada subjek, predikat, dan objek, tapi secara nalar tidak masuk akal.

Perbaikan kalimat di atas yang lebih tepat :

"Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan".

Jelas dan pesan dapat tersampaikan dengan tepat

Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu.

Selain membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak sesuai karena tidak tersampaikannya pesan secara benar.

"Saya melihat kelakuan anak itu bingung".

Kalimat di atas bermakna ganda. Yaitu, dapat anak yang bingung atau saya yang bingung.

Jika anak yang bingung, kata bingung harus mendapatkan imbuhan ke—an menjadi kebingungan. Jika saya yang bingung, kata bingung harus berada setelah kata saya. Jadi kalimat yang benar sebaiknya seperti berikut ini:

"Saya bingung melihat kelakuan anak itu".

"Saya melihat anak itu kebingungan".

7. Hindari terlalu sering mengulang-ulang kalimat

Dalam belajar memang perlu sering melakukan remedial (mengulang). Namun saat Anda berbicara menjelaskan materi, hal ini tidak berlaku.

Terlalu sering mengulang-ulang kalimat pembicaraan tentu akan membuat pembicaraan menjadi hambar dan terkesan membosankan. Kalau sudah begitu jangan salahkan murid Anda akan menguap alias mengantuk.

Jika kondisinya mengharuskan Anda mesti mengulang kalimat yang penting, sebaiknya Anda lakukan hanya sesekali di tengah proses pembelajaran. Lebih mantap dilakukan di akhir pembelajaran dengan tujuan menguatkan apa yang sudah disampaikan.

8. Sering-sering pakai kata yang "nusuk"

Kata kata nusuk di sini adalah kata-kata yang mudah diterima dan langsung nusuk ke dalam pikiran dan menembus benteng penolalan pikiran.

Kata kata tersebut adalah kata-kata yang dapat membangkitkan trance dan mengaktifkan panca indera pembaca. Berikut beberapa kata-kata "nusuk" beserta contoh kalimatnya nya.

Bayangkan

"Anak-anak, pernahkah kalian membayangkan betapa jauhnya jarak antara bumi dan matahari?".

Imajinasikan

"Sebelum kalian mulai menggambar, coba imajinasikan dulu apa yang ingin kalian gambar".

Ingat

"Ingatlah, semakin kalian hapal dan lancar perkalian, maka akan semakin mudah menghitung semua soal matematika ini."

Andaikan

“Andaikan di masa akan datang salah satu dari kalian menjadi Presiden, maka akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bapak/Ibu guru mu".

Mendengarkan

“Mungkin kalian belum ada yang bisa mengerjakan soal berikut, tetapi jangan resah, selama kalian mendengarkan apa yang Bapak sampaikan maka semua soal akan menjadi mudah kalian kerjakan".

Memikirkan

“Kalian tidak harus memikirkan nilai ulangan kalian, asal kalian bersungguh-sungguh maka hasil nya akan sesuai yang kalian usahakan".

Penasaran

“Kalian pasti penasaran bagaimana caranya Bapak dengan mudah dan cepat mendapatkan hasil dari 5.345 x 165".

Note: yang saya beri tanda stabilo adalah kata yang membangkinkan trance, sehingga mudah langsung menusuk ke pikiran yang mendengarkan.

9. Sesekali pancing setengah kata, siswa menyambung

Bicara panjang lebar tidak akan membuat tahan lama perhatian murid. Kondisi tersebut memerlukan trik yang dapat mengembalikan fokus mereka.

Ketika ditengah pembelajaran saat Anda menjelaskan, desak peserta didik menyambung kata yang terpotong di ujung kalimat yang Anda ucapkan. Beri penekanan intonasi di akhir kalimat, seperti orang mau bertanya.

Secara alamiah peserta didik Anda sangat senang untuk menyambung kata yang terpotong di ujung kalimat yang Anda ucapkan. Sering-sering lah melakukan trik tersebut. Karena cara tersebut akan meaktifkan nalar mereka.

10. Memberi pujian

Adalah salah jika menganggap peserta didik tidak butuh dipuji. Karena mereka juga makhluk sosial yang ingin merasa dicintai.

Ketika merasa dirinya dicintai, motivasi belajar anak biasanya juga ikut meningkat. Peserta didik akan merasa lebih tanggap dengan semua yang guru sampaikan.

Tidak hanya itu, berikut dampak dari memberi pujian kepada peserta didik:

  • Pujian dapat meningkatkan self esteem atau harga diri mereka.
  • Peserta didik merasa dirinya berharga, maka kepercayaan dirinya pasti akan tumbuh.
  • Dengan percaya diri, mereka akan berkembang menjadi anak yang pemberani dan mandiri.
  • Membuat merasa dicintai dan nyaman dengan dirinya sendiri.
  • Membuat jiwa mereka akan tumbuh lebih sehat dan bahagia.
  • Nantinya anak akan lebih mudah memberikan penghargaan kepada orang lain.
  • Punya banyak teman.

Perlu diingat, pujian memang sangat diperlukan oleh anak, tapi harus dalam porsi sewajarnya alias tidak berlebihan.

11. Atasi siswa yang lambat paham dengan sistem layanan customer service

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar costumer service, tentu ingat pegawai bank bukan?

Nah sistem customer service juga perlu Anda terapkan di kelas. Artinya mengajak peserta yang daya serapnya lambat untuk ngobrol langsung.

Dengan bicara langsung dapat menggali di mana kekurangan cara penyampaian Anda. Selain itu langsung bisa membenahi hal khusus masalah yang mereka alami.

Seperti halnya dokter ingin mengetahui kondisi dan penyakit yang dialami pasiennya. Tentu dokter banyak bertanya keluhan yang dialami pasien tersebut.

12. Hindari membentak dan mengambil jalan pintas

Terkadang guru sudah lelah, banyak pekerjaan dan masalah belum selesai, murid Anda sulit diajak bekerja sama saat pembelajaran. Disaat itulah kesabaran seorang guru diuji.
Situasi tersebut tidak jarang guru mengambil langkah membentak dan mengambil jalan pintas seperti memukul meja bahkan sampai memukul murid.

Cara tersebut memang bisa berefek langsung membuat murid jadi diam dan takut. Namun sebenarnya hanya semakin menanamkan kebencian. Kalau sudah benci, apapun yang Anda sampaikan maka dipikiran anak tersebut akan muncul defense/ penolakan.

Tidak sampai di situ, cara-cara tersebut hanya akan merendahkan self-esteem dan menyebabkan depresi pada murid, bahkan hingga ia dewasa.

Lebih baik menyuruhnya untuk tetap memerhatikan atau menyuruhnya mengerjakan soal didepan kelas.

Prinsipnya berikan konsekuensi yang logis terhadap kenakalan murid tersebut. Dengan begitu  lebih mengajarkannya untuk bertanggungjawab terhadap kenakalannya.

Situasi tersebut akan mengajarkan peserta didik bahwa kesalahan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hidup, dan meski ia telah membuat kesalahan, namun jika ia mau mempertanggungjawabkan kesalahannya, dan memperbaikinya, maka semuanya akan baik-baik saja.

13. Kurangi menggunakan kata jangan

Sering sekali saya, Anda dan banyak guru menegur murid dengan menggunakan kata "jangan.....", namun murid tersebut masih saja melakukan apa yang dilarang.

Menggunakan "jangan" dalam kalimat hanya membuat komunikasi Anda tidak efektif. Karena menurut para ahli, kata "jangan" tidak diproses dalam otak, dan yang diproses justru kata dibelakangnya. Misalnya anda berkata, "Jangan naiki meja." Kata-kata yang diproses anak adalah "naik meja".

Jadi biasakanlah untuk mengganti kata "jangan" dengan kata lain yang lebih positif. Misalnya, "Jangan ribut saat belajar", diganti dengan "dari pada anak-anak Bapak ribut, lebih baik gunakan waktunya untuk membaca".

14. Maksimalkan bahasa tubuh

Jika Anda berpendapat bahasa non verbal adalah bukan bahasa penting, Anda salah. Menurut beberapa ahli, gerakan nonverbal lebih penting daripada kata-kata verbal.

Tidak dipungkiri murid Anda akan memperhatikan dan menilai bahasa tubuh Anda. Cobalah perhatikan beberapa hal berikut agar bahasa tubuh Anda memesona?

Atur posisi

  • Apabila berbicara berdua dengan murid, posisi duduk berhadapan adalah sikap yang baik.
  • Apabila berbicara di depan kelas, berdiri akan lebih baik daripada duduk. Karena mengesankan Anda lebih berwibawa dan menguasai keadaan. Sedangkan sikap duduk terus-menerus menunjukkan sikap yang defensif dan pribadi yang kurang semangat.

Atur jarak aman

  • Ketika berhadapan dengan lawan bicara, jangan mencondongkan badan berlebihan karena akan terkesan agresif.
  • Saat menekankan poin penting, tunjukkan posisi santai, tapi kontak mata tetap terjaga dan gestur tubuh ekspresif.
  • Jangan terlalu bersandar atau terus-menerus melihat ke bawah, karena bisa ditafsirkan siswa bahwa Anda kurang percaya diri.

Tatap satu per satu murid

Usahakan menatap setiap siswa dengan penuh perhatian. Tataplah mata mereka satu per satu selama beberapa detik. Jika lawan bicara merasa diperhatikan, secara otomatis mereka akan balik memperhatikan.

Beri perhatian

Saat Anda sedang dalam posisi mendengarkan, tampilkan kesan Anda sedang menyimak dan memerhatikan perkataannya dengan cara menimpali dan mengatakan "he-eh", mengangguk, mencondongkan tubuh ke arah mereka, tersenyum atau mengikuti emosi lawan bicara, serta melakukan kontak mata.

Selaraskan ekspresi wajah

Selaraskan ekspresi muka dengan pembicaraan. Tersenyumlah saat mengatakan sesuatu yang lucu dan tetap jaga kontak mata. Pembicaraan pasti akan terjalin lebih hangat. Murid Anda akan menilai Anda sebagai pribadi yang hangat, terbuka dan jujur.

Jaga gestur tubuh yang baik

  • Sikap tubuh yang terbuka menunjukkan kejujuran dan kredibilitas.
  • Sedangkan menutup mulut dan melipat tangan di depan perut menunjukkan kesan menutup diri dan melindungi diri dari sesuatu yang salah.
  • Gestur yang sebaiknya juga tidak diperlihatkan adalah bertopang dagu dan menguap. Sebab, Anda akan dinilai tidak bersemangat, tidak antusias, dan malas bertindak.

Pakai kostum yang nyaman

Hindari mengenakan pakaian berbahan panas, ukuran yang kedodoran atau terlalu sempit. Karena akan membuat bahasa tubuh seolah-olah menunjukkan bahwa Anda sedang merasa tidak nyaman.

15. Jadikan value bicara Anda kebermanfaatan, solusi

Yang menyebabkan manusia berbeda adalah value atau nilai seseorang. Nilai Anda akan sebanding lurus dengan besarnya penghargaan orang lain terhadap diri Anda.

Nilai diri Anda, adalah valensi atau takaran yang menunjukkan sejauh mana kapasitas diri Anda. Semakin bagus value Anda maka tingkat antusias peserta didik akan semakin tinggi mengharhagai dan mendengarkan apa pun yang Anda sampaikan. Kalau sudah begitu komunikasi Anda akan semakin mudah.

Jika Anda ingin meningkatkan value diri Anda, maka cobalah tingkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Karena value berbanding lurus dengan ketiga hal tersebut.

16. Tampil dengan full power dan bersemangat

Guru yang memiliki semangat mengajar akan terpancar sendirinya. Hal tersebut tentu berpengarh positif dan dirasakan oleh peserta didik.

Jagalah terus semangat Anda. Semangat inilah yang akan membuat selalu hidup pembelajaran di dalam kelas. Bagaikan cahaya matahari yang menghangatkan udara dingin di pagi hari.

Jika Anda ingin selalu bersemangat maka jagalah selalu pikiran positif anda. Caranya dengan banyak baca buku-buku yang memotivasi dari orang-orang besar dan sukses, bergaul dengan orang yang positif dan bersifat baik. Dan yang terpenting jaga kualitas finansial dan kesehatan anda.

17. Selalu upayakan setiap memberi penjelaskan disertai contoh dan alat peraga

Penjelasan materi secara verbal terkadang masih memiliki kendala sulit dipahami oleh peserta didik. Cara terbaik meminimalisir miskomunikasi adalah dengan menyajikan contoh atau alat peraga.

Dengan alat peraga dapat mempercepat proses belajar mengajar dan materi mudah diserap oleh siswa. Terutama konsep-konsep yang bersifat abstrak.

18. Hargai perbedaan peserta didik Anda

Setiap peserta didik adalah unik. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan latarbelakang, lingkungan keluarga yang berbeda-beda.

Jika Anda menghargai setiap perbedaan mereka, maka Anda pun akan menjadi orang yang mereka hargai. Pertimbangan perlunya memahami peserta didik sebagai berikut :

Dasar pertimbangan psikologis

Suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.

Pertimbangan sosiologi

Secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.

19. Menguasai materi/masalah

Guru yang mengajar tanpa menguasai materi dan memahami setiap permasalahan di dalamnya, bagaikan seorang pendaki gunung yang dibantu oleh penunjuk jalan yang buta.

Satu orang murid memiliki segudang pertanyaan dan permasalahan. Dengan Menguasai materi dan memahami banyak permasalahan beserta solusinya maka komunikasi akan lebih lancar.

20. Berpikir sebelum berbicara

Yang terakhir penting diperhatikan dalam berkomunikasi yang efektif adalah berpikir sebelum berbicara. Jika mempersiapkan perkataan sebelum mengucapkannya, maka dapat memperkecil risiko salah bicara.

Anda tidak mesti mengeluarkan kata-kata yang persis dengan yang Anda pikirkan, cukup ambil waktu sejenak untuk memikirkan ide-ide dan memperjelasnya dalam pikiran
sebelum mengucapkannya.

Kesimpulan

Seorang guru yang berkomunikasi yang efektif bukanlah guru yang pandai bicara. Namun komunikasi efektif adalah seberapa banyak pesan yang Anda sampaikan, mampu ditangkap oleh peserta didik Anda. Caranya bukanlah hal yang sulit namun hanya perlu cara yang tepat, beberapa diantaranya adalah 20 cara di atas.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat. Silahkan kritik dan saran yang membangun Anda berikan melalui kolom komentar.

Taufik Junaidie
Taufik Junaidie Kepala Sekolah, Finalis 5 besar SRB 2022, Certified Teacher, Google Certified Educator Lev. 2, Juara 1 Vidio Animasi se Kalsel, and Blogger
Komentar