System

31 Cara Menumbuhkan Budaya Baca pada Anak di sekolah - Sebagian Diantaranya Teruji Sukses 100% di Negara Maju

Taufik Junaidie Taufik Junaidie 17 min read

Dibalik Negara yang maju, ada budaya baca yang tinggi.

Tidak percaya?

Lihat saja negara Jepang, Finlandia, Amerika dan negara maju lainnya. Mereka semua memiliki budaya baca buku yang tinggi.

Sayangnya di Indonesia mengalami kondisi yang sebaliknya. Walaupun Indonesia pengguna media sosial yang besar saat ini. Namun faktanya minat baca di Indonesia hanya bertengger posisi 60.

Pertanyaannya..

Apakah negara kita sudah maju?

Bagaimana kualitas pendidikan kita?

Faktanya kita masih tertinggal dari negara-negara Asia lainnya.

Kita menjadi orang yang sangat bertanggung jawab untuk generasi kita mendatang. Sudah saatnya kita harus melakukan perubahan besar-besaran dengan menanam dan menumbuhkan budaya baca mulai sekarang. Terutama di lingkungan sekolah.

Mengapa melalui sekolah?

Karena sekolah adalah wadah belajar paling berperan bagi peserta didik selain orang tua mereka.

Dengan budaya baca yang tinggi, meningkatkan kualitas pendidikan pula. Bahkan menjadikan negara kita menjadi negara yang maju.

Untuk mewujudkannya, berikut 31 cara yang sebagian diantaranya teruji sukses 100% di negara-negara maju.

A. Menumbuhkan budaya membaca dari dalam diri anak

Budaya baca di sekolah masih rendah?

Bagaimana mau tinggi jika belum terbentuk budaya baca dari diri individu peserta didik kita.

Jadi mesti kita tumbuhkan lebih dahulu dari dalam diri mereka.

Untuk menumbuhkannya, kita bisa memulai dari:

1. Membiasakan mereka membaca buku-buku bacaan ringan

Kebanyakan dari mereka malas membaca buku karena sebelumnya mungkin lebih sering disuguhi buku bacaan yang sulit dipahami.

Mungkin setiap hari harus membaca buku IPA, MTK, IPS dan sebagainya. Yang mana materi pelajaran tersebut butuh energi besar memahaminya.

Parahnya 60% peserta didik kita tidak didampingi oleh orang tuanya ketika membaca buku pelajaran di rumah. Akhirnya mereka lebih banyak menemui kesulitan dari pada jalan keluar.

Kondisi ini menjadikan sebagian dari mereka merasa ilfill dengan buku.

Solusinya,  perbanyak suguhi mereka buku bacaan ringan. Maksudnya adalah buku bacaan yang tidak teralu memerlukan energi besar untuk memahaminya.

Buku bacaan ringan untuk anak SD seperti buku komik, buku cerita anak-anak, buku cerita rakyat, buku Bobo.

Prinsipnya sesuatu yang ringan akan selalu mudah dilakukan. Begitu juga buku bacaan yang ringan, akan memiliki dorongan lebih kuat untuk membacanya.

"Prinsipnya sesuatu yang ringan akan selalu mudah dilakukan"

2. Biasakan membaca buku kesayangan saat menunggu/ waktu luang

Di sekolah kebanyakan ditekankan membawa buku paket, buku pelajaran.

Lebih baik beri mereka kebebasan membawa buku bacaan selain buku yang saya sebutkan. Asalkan buku yang sifatnya juga mendidik.

Ajarkan mereka untuk mengisi waktu luang membaca buku-buku kesayangan mereka.

Dengan begitu, saya yakin mereka akan rela melakukan aktivitas mengisi waktu luang dengan membaca buku kesayangan.

Misalnya saat istirahat, di warung, nunggu guru yang belum masuk kelas, 30 menit sebelum masuk kelas, di jalan.

3. Waktu khusus membaca rutin setiap hari

Antusias membaca peserta didik zaman sekarang dikalahkan oleh gadget, game online, playstation. Penting bagi kita untuk mengarahkan mereka agar menggunakannya secara proporsional.

Perkenalkan untuk menyediakan waktu khusus membaca rutin setiap hari. Tujuannya agar menjadi pembiasaan.

Jadi jangan game online saja yang menjadi kebiasaan khusus bagi mereka, namun mesti ada waktu khusus juga untuk membaca.

Membaca rutin mesti diLakukan secara terus menerus dan konsisten, sehingga menjadi habit (kebiasaan). Pada akhirnya menjadi hobi.

Waktu khusus yang bisa digunakan misalnya setiap bangun tidur atau sebelum tidur.

4. Membaca dengan fffective reading

Hal berikutnya yang membuat sebagian peserta didik antipati dengan buku dikarenakan belum bisa membaca dengan effective reading.

Sebagian dari mereka biasanya membaca hanya saat ada PR atau tugas. Saat mereka tidak ketemu dengan apa yang mereka cari, akhirnya mereka menyerah.

Parahnya mereka jadi berpikir bahwa buku adalah aktivitas yang melelahkan dan tidak memberi solusi.

Lama-kelamaan esensi membaca buku sesungguhnya menjadi berubah. Padahal membaca buku adalah aktivitas menyenangkan bagi pikiran untuk menggali pengetahuan.

Padahal tidak seperti itu jika mereka bisa menggunakannya secara effective reading.

Apa itu effectif reading? 

Efektive reading adalah membaca yang efektif.

Tujuannya agar membaca efektif dalam pemanfaatan waktu, menyelaraskan pemahaman, meningkatkan motivasi, meningkatkan keaktifan, memperbesar kesempatan, dan meningkatkan kepuasan.

Jika peserta didik kita belum bisa effective reading, tenang saja. Berikut tips simpel yang bisa kita kenalkan dengan mereka.

  • Ajarkan menggunakan daftar isi buku.Ini memungkinkan mereka untuk menemukan informasi yang relevan secara langsung.
  • Luangkan waktu sebentar untuk melihat pratinjau bab.
  • Gunakan teknik skiming, yaitu tehnik membaca dengan kecepatan tinggi untuk mencari hal-hal yang penting atau ide pokok dari suatu bacaan. Ini adalah proses cepat menemukan informasi spesifik dari sejumlah besar materi tertulis.
  • Carilah kata kunci frasa seperti "artinya", "adalah", "akhirnya". Biasanya frasa tersebut menandakan gambaran, ringkasan argumentasi atau kesimpulan utama penulis.
  • Membaca seksama jika menemukan informasi yang meminta perhatian, tulisan bergaris bawah, bercetak tebal, atau kalimat "pengertian".
  • Lakukan Bacaan kritis. Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman materi yang lebih dalam. Bisa dengan memberi garis bawah pada informasi penting, atau bertanya kepada diri sendiri seputar isi materi yamg sudah dibaca.

Semakin banyak membaca semakin banyak ilmu, informasi, pengetahuan yang didapat.5. Membuat target membaca

Walaupun begitu, ada saja peserta didik yang baca 1 buku tidak selesai-selesai sampai berbulan- bulan.

Ada juga aktivitas membaca bukunya belang-belang. Hari ini baca, 2 hari nganggur. Lebih parah lagi ketika ada PR baru buka buku lagi.

Bisa jadi dikarenakan mereka membaca tanpa target.

Oleh karena itu perlu kita ajarkan mereka agar memasang target membaca. Dengan memasang target, akan lebih memacu diri mereka untuk menyesaikan target bacaan.

Diharapkan target membaca dapat menjadi daya dorong dari dalam diri mereka untuk selalu membaca.

Target tidak perlu banyak, agar pikiran mereka tidak merasa terbebani. Misalkan target membaca 5 halaman buku per hari.

Kembali kuncinya, dilakukan dengan konsisten dan terus-menerus.

B. Upaya yang bisa dilakukan sekolah menumbuhkan budaya membaca

Kalau kita perhatikan negara-negara maju seperti Jepang, Inggris, Finlandia, Amerika serikat. Sekolahlah penggerak utama menumbuhkan budaya baca di negara tersebut.

Sekolah lahan paling banyak waktu untuk belajar. Karena umumnya peserta didik belajar dari pagi sampai siang. Bahkan ada yang sampai sore.

Oleh karena itu sangat penting peran sekolah untuk menumbuhkan budaya membaca.

Apa saja upaya yang bisa dilakukan?

6. Adakan reading day setiap minggunya

Kegiatan rutin mingguan setiap sekolah di Indonesia, rata-rata adalah senam sehat.

Mari kita alihkan sejenak pandangan kita ke Inggris.

Di sana ada kegiatan Reading Day yang diadakan setiap minggu.

Kegiatan ini sangat bagus dilakukan. Kalau dicermati, Reading day menerapkan psikologi persuasi.

Logisnya begini, Anda pernah memperhatikan anak-anak yang kalau makan kumpul sama rekan sebayanya, begitu semangatnya?

Begitu juga dengan dengan Reading Day. Kegiatan yang dilakukan bersama, bisa memacu orang banyak juga ikut melakukan.

Dengan begitu, diharapkan memacu minat baca rendah sebagian peserta didik.

7. Menata perpustakaan

Perpustakaan yang memiliki manajemen bagus akan lebih nyaman dikunjungi. Hal tersebut akan menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik.

Namun bagi sebagian sekolah di tanah air, tidak semuanya memiliki tenaga pustakawan. Sehingga beberapa perpustakaan sekolah kurang tertata dengan baik.

Oleh karena itu sangat penting penataan yang baik bagi perpustakaan. Point penting yang perlu diperhatikan dalam penataan perpustakaan adalah:

  • Ketersediaan buku.
  • Akses yang mudah. Sangat bagus jika membuat perpustakaan berbasis IT.
  • Pelayanan yang baik.
  • Tempat membaca yang nyaman.
  • Pajang  buku di tempat yang mudah terjangkau oleh peserta didik.
  • Kegiatan yang menantang dan menyenangkan bagi siswa di perpustakaan.
  • Beri reward kepada peserta yang paling sering berkunjung dan membaca di perpustakaan.

Peserta didik kita adalah unik.8. Manfaatkan mading sekolah untuk dijadikan sarana menarik minat membaca peserta didik

Mereka memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.

Sayangnya banyak kecerdasan mereka kurang tereksplore. Contohnya menggambar, menulis cerita, membuat puisi dan lain sebagainya.

Melalui mading, salah satu sarana efektif menyalurkan bakat mereka. Plus memancing minat baca para pengunjung.

Agar menjadi mading yang selalu menarik pembaca, jadikan isi mading menarik dan update. Minimal update mingguan.

Isinya bisa hasil karya siswa sendiri, mulai dari berita, karya puisi dan lain sebagainya.

Cara mengelolanya cukup mudah, bisa menugaskan ke peserta didik per kelompok atau per orangan. Sebagai projek wajib dan mendapat nilai.

9. Bentuk klub membaca

Bagi peserta didik jika membaca sendirian terkadang mengalami kesulitan memahami isi buku atau materi pelajaran.

Klub membaca alternatif solusinya.

Selain menjadi wadah bertukar pikiran dan beridiskusi, klub membaca juga bisa menumbuh kembangkan kemampuan membaca.

Adapun kegiatan yang bisa dilakukan dalam klub membaca antara lain.

  • Mendiskusikan isi dari buku yang sudah dibaca.
  • Membuat tulisan bersama.
  • menerbitkan hasil tulisan siswa berupa Majalah ataupun buku kumpulan tulisan siswa.

Oleh karena itu usahakan memfasilitasi peserta didik yang gemar membaca. Alangkah baiknya menyediakan ruang berkumpul bagi mereka agar bisa saling memotivasi dan berbagi.

10. Buat propaganda membaca

Menurut KBBI, propaganda adalah penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu.

Jadi budaya baca juga perlu kita propagandakan.

Tujuannya agar warga sekolah searah untuk menumbuhkan budaya baca. Dan meyakini budaya baca adalah solusi untuk menjadi negara maju.

Membuat propaganda bukanlah hal sulit.

Kuncinya adalah mengingatkan mereka setiap hari akan pentingnya membaca. Serta ajakan untuk membudayakan membaca.

Caranya bisa memasang poster tulisan tentang budaya baca. Atau setiap pagi melakukan arahan melalui pengeras suara di sekolah, yang bisa terdengar oleh semua warga sekolah.

Lakukan secara terus-menerus dan konsisten.

11. Pastikan ketersediaan buku bacaan di perpustakaan

Kalau memotong kertas dengan gunting.

Mau memotong sayur dengan pisau.

Kalau mau membaca dengan?

... Buku.

Namun bagaimana jika ketersediaan buku di perpustakaan sekolah sangat kurang?

Minat bacanya juga kurang bukan?

Ketersediaan buku, buku yang update dan jenis buku yang variatif adalah salah satu daya tarik pembaca. Yang membuat mereka kangen dengan perpustakaan.

Namun Jika sekolah masih mengalami keterbatasan buku, bisa melakukan langkah berikut.

  • Memang perlu sedikit usaha melakukannya. Namun demi meningkatkan minat membaca peserta didik tak apalah.Masing-masing peserta didik menyumbang minimal 1 buku bacaan menarik.
  • Lakukan rotasi buku antar sekolah.
  • Membeli buku menggunakan dana BOS ataupun sumbangan dari siswa, komite sekolah ataupun alumni.
  • Bekerjasama dengan perpustakaan daerah.
  • Rotasi buku dengan sekolah terdekat.

12. Dorong peserta didik meningkatkan kebiasaan membaca sejak usia dini

Permasalahan besar yang dihadapi peserta didik saat ini adalah gadget dan game online.

Sedikit banyaknya mempengaruhi pola pikir mereka. Meskipun game itu bagus untuk melatih kecerdasan anak.

Namun faktanya hanya membuat ketagihan dan ketagihan. Akhirnya mereka malas belajar.

Padahal usia dini adalah usia emas. Saat inilah saat terbaik untuk menanamkan minat membaca.

Jadi penting bagi orang tua dan sekolah mengalihkan mereka kepada aktivitas yang lebih positif, seperti aktivitas membaca.

C. Upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan budaya membaca di dalam kelas

Kelas adalah tempat aktivitas belajar paling lama selama di sekolah.

Sudah seharusnya kita manfaatkan waktu tersebut untuk menumbuhkan budaya baca di sekolah. Upaya yang bisa dilakukan antara lain.

13. Gerakan membaca sebelum pelajaran dimulai setiap hari

Saya berharap kedepan Indonesia membuat aturan baku dan dimuat di dalam semua kurikulum sekolah. Tentang pembiasaan membaca buku 10-15 menit setiap sebelum memulai pelajaran.

Hal ini sudah menjadi kebiasaan di negara Jepang. Mereka di sana melakulan pembiasaan membaca 10 menit sebelum memulai pelajaran. Selain itu peserta didik dibebaskan memilih bacaan yang ada di perpustakaan.

Hasilnya sekarang, jika Anda perhatikan di kereta atau tempat menunggu, Anda akan menemui pemandangan banyak orang yang membaca buku.

Di Indonesia sendiri sudah banyak sekolah yang mulai menerapkan aktivitas ini. Contohnya SD Negeri Percobaan Kota Medan.

Dikutip dari news.okezone, Kepala SD Negeri Percobaan Kota Medan Paujiah Rosmini mengatakan kegiatan membaca sebelum pelajaran dimulai setiap hari digalakkan untuk menumbuhkan budaya membaca bagi anak didiknya.

Jadi, jika tidak bisa mengikuti negara Jepang yang melakukan 10 menit membaca buku, minimal negara kita melakukan aktivitas membaca selama 5 menit sebelum belajar.

14. Keteladanan

Kita inginnya menjadi negara yang maju namun masih belum berhasil menumbuhkan budaya bacanya.

Parahnya anak-anak kita tidak ada yang menjadi teladan mereka soal membaca.

Keteladanan merupakan sebuah perilaku seseorang yang bisa dijadikan sebagai contoh yang baik sehingga tindakan atau perilakunya itu diikuti oleh mereka.

Oleh karena itu jika kita ingin menumbuhkan budaya membaca, harus mulai dari guru juga menjadi teladan.

Jadikan diri tauladan yang suka aktif membaca buku dan suka bawa buku.

Lebih bagus lagi kita berbaur dengan peserta didik dan membaca buku bersama. Kegiatan tersebut bisa menjadi motivasi tersendiri peserta didik untuk ikut membaca.

15. Sediakan sudut baca ditiap kelas

Terkadang aktivitas membaca perlu perubahan suasana tempat. Dengan begitu otak terasa lebih fresh.

Bayangkan saja jika di dalam kelas membaca buku hanya di kursi belajar. Tentu lama-kelamaan bisa membuat bosan.

Sediakan sudut membaca.

Sudut membaca merupakan daerah tersendiri di dalam kelas sebagai tempat membaca. Tujuannya agar mereka bisa merasa nyaman dan fokus membaca.

Buat sedemikan rupa agar peserta didik merasa nyaman ketika di sudut membca, duduk lebih bebas (bisa duduk di lantai/kursi), akses ke perpustakaan kelas dekat.

16. Manfaatkan produk pembelajaran peserta didik ditempel di dinding kelas

Dinding kelas bersih dari tempelan?

Wah sayang sekali...

...Padahal dinding kelas pun sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai media pelajaran.

Contohnya hasil produk pembelajaran peserta didik. Produk pembelajaran siswa di sini misalnya tabel rumus, peta dunia, penampang organ dan hasil karya peserta didik lainnya.

Hal tersebut menjadi warna dan pemandangan tersendiri di dalam kelas.

Jangan takut kelas jadi terlihat berantakan.

Justru jika ditata dengan baik akan menjadi seni tersendiri. Selain itu mereka akan merasa sangat dihargai, karena hasil karya mereka di pajang.

17. Buat sangsi dan reward

Sanksi dan reward ini sangat perlu.

Karena pada prinsipnya seseorang itu menghindari sanksi dan mengejar reward.

Hal ini bisa dijadikan senjata untuk mempengaruhi siswa, dan menjadi dorongan untuk beraktivitas membaca.

Namun ingat untuk konteks ini, terapkan sanksi yang ringan-ringan saja. Misalnya sanksi jika tidak membaca, peserta didik wajib membaca ketika pulang sekolah.

Yang penting sanksi selalu ditegakkan.

Untuk hal reward, misalnya jika berhasil menyelesaikan membaca buku tertentu dan bisa menceritakan kembali, maka dapat hadiah kecil misalkan permen atau cokelat.

Atau peserta didik yang paling aktif di perpustakaan sekolah mendapat buku bacaan gratis.

Sekali lagi, terapkan secara konsiten dan terus-menerus. Sehingga dapat mempengaruhi peserta didik untuk meningkatkan motivasi membacanya.

18. Hiasi kelas dengan nuansa budaya baca

Kelas menggambarkan orang yang tinggal di dalamnya.

Jika kelas tersebut berupaya menumbuhkan budaya baca, maka tidak mungkin kelas tersebut dindingnya kosong melompong.

Mungkin hanya ada gambar presiden, wakil presiden dan Garuda Pancasila.

Bagaimana minat baca mau muncul?

Biarkanlah peserta didik Anda berkreasi membuat berbagai tempelan tulisan-tulisan yang bisa dibaca oleh mereka. Yang penting tulisan tersebut bermuatan mendidik dan membantu mereka belajar.

Seperti rumus matematika, perkalian, pengertian-pengertian, istilah-istilah, sejarah singkat, kutipan bijak, dan sebagainya.

Tinggal kita tata sedemikian rupa agar tetap dipandang menarik.

Kelas yang penuh tempelan namun dikreasi menjadi menarik, lebih disukai peserta didik. Selain itu, mereka akan lebih suka membaca tulisan-tulisan tersebut.

19. Buat perpustakaan mini di kelas

Saya masih ingat sewaktu SD, di kelas saya ada perpustakaan mini. Di dalamnya sebagian besar buku cerita dan pengetahuan.

Perpustakaan mini tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi saya.

Rasanya selalu ingin medatangi, mencari dan membaca cerita-cerita menarik.

Bagaimana jika koleksi bacaan di kelas kita minim bahkan tidak ada?

Hal tersebut bukan kendala untuk membuat perpustakaan mini di kelas. Kita bisa meminta siswa menyumbangkan minimal 1 buku bacaan.

Untuk petugas, kita bisa membentuk petugas khusus dari peserta didik.

Perpustakaan mini tidak mesti berbentuk lemari yang besar dan terdapat deretan rak. Namun walaupun hanya satu meja, disusun dengan rapi, isinya kumpulan buku yang menarik, maka sudah layak disebut perpustakaan mini.

20. Letakkan semuanya dan mulai membaca

Sering konsentrasi membaca terganggu?

Akhirnya menyelesaikan 1 buku butuh waktu yang lama.

Hal yang perlu digaris bawahi sebelum melakukan aktivitas membaca, yaitu melepaskan segala aktivitas lain dan fokus membaca dengan target waktu membaca.

Mindset ini mesti dimiliki setiap peserta didik saat memulai membaca rutin setiap membaca sebelum memulai pembelajaran.

Dengan begitu mereka jadi terbiasa melepaskan segala sesuatu, untuk fokus hanya pada buku yang akan mereka baca.

21. Survey minat

  • Perpustakaan di kelas ada
  • Ketersediaan buku banyak
  • Reading day sudah dilakukan
  • Membaca rutin juga sudah


Kenapa minat baca peserta didik masih rendah?

...Jawabannya, kemungkinan buku yang tersedia tidak sesuai minat mereka.

Ada baiknya Anda lakukan:

  1. Survey minat.
  2. Survey riwayat buku bacaaan yang paling banyak dibaca.

Tujuan survey minat agar mengetahui buku apa sih yang menjadi minat baca peserta didik.

Selanjutnya bisa menjadi bahan evaluasi, buku yang perlu disediakan di perpustakaan mini atau perpustakaan sekolah.

Caranya mensurvey mudah saja, Anda bisa bikin angket singkat berupa pertanyaan. Angket ini bisa dilakukan setiap awal tahun ajaran baru atau setiap semester.

Selain itu Anda juga bisa mengecek riwayat buku yang paling banyak dipinjam. Dengan mengetahui riwayat buku paling bamyak dipinjam, Anda bisa mengetahui jenis buku apa yang paling banyak diminati dibaca oleh mereka.

22. Ekstra di kelas

Apa yang dilakukan peserta didik ketika tiba waktu istirahat?

Biasanya mereka bermain, jajan dan ngobrol bukan?

Mari rubah hal tersebut

...Buat mereka betah di dalam kelas. Misalnya kegiatan membaca bersama, bikin cerita lucu.

Kegiatan sederhana tersebut guna mendorong mereka agar lebih memanfaatkan waktu luang dengan membaca.

23. Bekerja Sama dengan orang tua dalam mengatur strategi baca

Jika ingin menumbuhkan budaya baca di sekolah, maka jangan lupakan bahwa sekolah tidak bisa bekerja sendiri.

Sekolah juga perlu dukungan orang tua.

Orang tua adalah madrasah pertama. Jadi upayakan orang tua juga memiliki mindset yang sama, yaitu menanamkan budaya baca pada buah hatinya.

Oleh karena itu ada baiknya guru sering bertemu dan berdiskusi dengan orang tua untuk mendukung menumbuhkan minat membaca anak mereka.

Sampaikan strategi apa yang bisa dilakukan oleh orang tua.

Strategi membaca ya g bisa diterapkan orang tua kepada anaknya misalnya:

  • Memastikan anak membaca buku minimal 2-5 lembar setiap harinya.
  • Memastikan anak mereka membaca buku 1 kali 1 hari, misalkan bangun tidur atau mau tidur.
  • Orang tua membelikan buku bacaan yang bermanfaat

D. Upaya yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan budaya membaca di luar kelas

Menumbuhkan budaya baca tidak hanya ditekankan di luar kelas, mesti ada upaya secara keseluruhan termasuk di luar kelas.

24. Karya wisata ke perpustakaan umum

Peserta didik sering merasakan kejenuhan.

Hal tersebut adalah wajar.

Bayangkan saja, sejak pagi sampai siang bahkan ada juga sampai sore, mereka belajar cuma di kelas saja. Jadi ada baiknya sesekali ajak mereka outing class atau bisa juga disebut karya wisata.

Pada dasarnya peserta didik lebih suka belajar sambil jalan-jalan. Konteks ini kita bisa menggunakan strategi karya wisata ke perpustakaan.

Dengan karya wisata ke perpustakaan, ada 3 hal yang mereka dapat sekaligus.

  1. Refreshing.
  2. Jalan-jalan.
  3. Belajar.

Pengalaman saya beberapa kali ngajak peserta didik ke perpustakaan umum, semuanya antusias. Mereka sangat tertarik membaca buku.

25. Manfaatkan ruang kosong atau taman sekolah menjadi tempat membaca yang nyaman

Coba perhatikan sekolah-sekolah yang ada di indonesia. 80 % tidak memanfaatkan ruang kosong/ taman sebagai wadah membaca.

Seandainya dikelola lagi sebagai tempat yang khusus untuk membaca, wah mantap.

Desain sedemikian rupa agar dipandang menarik, nyaman melakukan aktivitas membaca. Usahakan di tempat tersebut sangat mudah ditemukan buku-buku bacaan.

Atau bisa juga diterapkan aturan bagi yang memasuki area tersebut wajib bawa dan baca buku.

Wah pasti akan menjadi culture yang bagus di sekolah tersebut.

Percayalah, cara ini berlaku prinsip persuasi. Dimana seseorang melakukan karena melihat orang lain melakukan sesuatu.

26. Buat warung baca

Tempat yang tidak pernah sepi oleh kunjungan peserta didik adalah warung/kantin.

Kondisi tersebut padahal bisa kita manfaatkan.

Misalnya sediakan warung baca di sekolah.

Siapapun yang ingin belanja di situ, wajib bawa buku. Selain itu di tempat tersebut disediakan tempat makan yang nyaman dan santai sambil baca buku.

Bagus lagi jika didesain mirip-mirip kafe lah. Wah saya yakin, peserta didik pasti bakal betah.

Agar menjadi daya tarik, buatlah harga yang murah dan sediakan berbagai macam buku.

Supaya makin seru, pengunjung loyal akan mendapatkan hadiah khusus. Minimal gratis 1 porsi makan. 😁

Wah, anak-anak pasti jadi semangat jajannya di situ.

Saya rasa cara tersebut cukup menarik sehingga memunculkan motivasi peserta didik untuk membaca.

E. Upaya yang bisa dilakukan pemerintah atau instansi terkait untuk menumbuhkan budaya membaca

Usaha dari sekolah saja tidak akan cukup untuk menumbuhkan minat budaya baca di sekolah. Perlu upaya dan dukungan yang kuat dari pemerintah atau instansi terkait.

Upaya yang bisa dilakukan antara lain:

27. Mobil literasi

Sekolah-sekolah di kota saja saat ini masih banyak yang belum memiliki perpustakaan, dan inventaris buku bacaan yang belum memadai.

Apalagi sekolah di pelosok?

Mobil literasi ini mungkin bisa menjadi solusi. Seperti program Mobil Literasi yang sudah diupayakan oleh Yayasan Fitrah Insani Bandung.

Anggap saja Usaha ini dengan cara jemput bola.

Dengan cara ini selain membantu meningkatkan minat membaca, juga mempercepat membuka wawasan pengetahuan peserta didik lebih merata sampai ke pelosok.

28. Gerobak baca

Biaya mobil literasi mungkin sangat besar.

Bagaimana dengan gerobak membaca saja? Saya rasa biasaya operasionalnya cukup rendah.

Gerobak baca mirip-mirip fungsinya dengan mobil literasi.

Programkan mengunjungi sekolah-sekolah. Misalkan adakan event 1000 gerobak membaca.

Tugasnya mengunjungi setiap sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum.

Upaya jemput bola seperti ini dirasa perlu untuk mempercepat menumbuhkan budaya baca di lingkungan sekolah dan masyarakat.

F. Buka pandangan dan kesadaran

Sekarang saya tanya, mengapa Anda harus sikat gigi setiap mau tidur?

Karena Anda sadar bawah menjaga dan merawat kesehatan gigi itu penting.

Begitu juga dengan budaya baca bukan?

Tidak mungkin kita menumbuhkan mawar di tanah yang tandus.

Tidak mungkin kita bisa menumbuhkan budaya baca di sekolah dan negeri kita jika belum muncul kesadaran akan pentingnya budaya baca.

Untuk membuka kesadaran kita mesti membuka pandangan. Membuka pandangan bisa dengan melihat keberhasilan negara maju saat ini.

Dengan begitu bisa menjadi stimulus dari dalam diri peserta didik untuk sadar membaca.

Beberapa hal berikut bisa dijadikan membuka pandangan dan kesadaran mengenai budaya baca.

29. Buka pandangan kebiasaan dan kesadaran: berkaca dari budaya membaca di Jepang

Seperti yang saya utarakan di awal tadi, Jepang adalah salah satu negara maju.

Kalau kita lihat kesehariannya, orang Jepang berprinsip bahwa dengan membaca waktu mereka tidak terbuang sia-sia.

Selain itu, menurut Yoshiko Shimbun, sebuah harian koran di Jepang, setiap sekolah dasar di Jepang mewajibkan kepada murid-muridnya untuk membaca buku selama sepuluh menit sebelum dimulainya pembelajaran.

Mereka memanfaatkan betul waktu luang seperti di dalam kereta sambil membaca bumu.

30. Buka pandangan kebiasaan dan kesadaran: kesadaran membaca Indonesia masih rendah

Sekarang mari kita lihat masyarakat Indonesia.

Apakah Anda pernah melihat pemandangan seperti di Jepang, banyak orang yang menggunakan waktu luang membaca buku seperti di dalam kereta?

Jawabannya mungkin, hampir tidak pernah...

Pantas saja berdasarkan Central Connecticut State University mengeluarkan hasil penelitian terkait “World Most Literate Nations” peringkat minat membaca Indonesia menduduki peringkat 60.

Dalam penelitian kebiasaan masyarakat di berbagai negara dalam membaca dan dukungan yang mereka miliki, negara maju seperti Amerika Serikat menduduki peringkat ke 7 sedangkan Inggris ke 17 sedangkan peringkat 1 adalah Finlandia.

31. Buka pandangan kebiasaan dan kesadaran: manfaat membaca

Jika ingin menerbangkan balon gas, maka perbesar balon dan perbanyak gasnya.

Mungkin gambaran seperti itu yang cocok untuk manfaat.

Jika ingin meningkatkan semangat membaca dan menumbuhkan budaya baca, maka kesadaran pentingnya manfaat membaca ini mesti betul-betul di sadari oleh semua orang.

Manfaat yang paling diperhatikan oleh orang-orang biasanya yang berkaitan dengan kesehatan.

Untuk membaca juga ada lho manfaatnya untuk kesehatan.

Mengutip dari detik dot com manfaat membaca bagi kesehatan diantaranya:

  • Melatih otak
  • Memahami satu sama lain
  • Memberi kebahagiaan
  • Mengurangi stres
  • Meremajakan otak
  • Membuka pikiran

Penutup

Menutup postingan ini saya sedikit ingin cerita.

Dulunya sewaktu kecil saya adalah anak termasuk paling cepat bisa membaca dibanding anak-anak lain.

Namun semakin bertumbuh besar minat membaca semakin menurun. Bahkan sampai lulus SMA jujur saya termasuk antipati dengan buku pelajaran. Padahal waktu SMA saya jurusan IPA.

Namun selama itu sejak kecil sampai lulus SMA ada bacaan yang selalu menarik minat saya, yaitu buku komik dan cerita.

Titik balik ketika saya menemukan buku tehnik membaca dan effective reading.

Waktu itu saya menemukan buku yang menjadi solusi cara membaca yang efektif.

Sejak saat itu saya semakin intensif membaca.

Sampai saat ini kesukaan saya semakin berkembang menjadi suka menulis. Hingga lahir blog ini. Yang menjadi niat saya bisa menuliskan hal-hal bermanfaat dalam dunia mengajar.

Jadi kesimpulannya, minat baca itu bisa diciptakan.

Bahkan Budaya membaca harus diciptakan bukan tumbuh dengan sendirinya tanpa diusahakan.

Note:

Cara apa yang sudah Anda terapkan di sekolah Anda?

Jika ada cara lain menumbuhkan budaya baca di sekolah selain yang saya sebutkan di atas, silahkan Anda tambahkan di kolom komentar. 😊

Taufik Junaidie
Taufik Junaidie Kepala Sekolah, Finalis 5 besar SRB 2022, Certified Teacher, Google Certified Educator Lev. 2, Juara 1 Vidio Animasi se Kalsel, and Blogger
Komentar