System

5 Cara Mudah Klik dengan Peserta Didik Bahkan Hanya Dalam 3 - 4 Detik

Taufik Junaidie Taufik Junaidie 24 min read

Jika ingin menjadi guru menarik tidak melulu harus memiliki 1000 tehnik.

Terkadang yang dibutuhkan cukup satu klik. Klik yang membuat peserta didik merasa tertarik. ☺️

Kenapa harus klik?

Bukankah mengajar sebenarnya tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi tentang bagaimana berhasil menyentuh perasaan mereka.

Not only teach, but also touch

Faktanya, perilaku saat usia muda sebagian besar dipengaruhi oleh perasaan dibanding logika.

Namun sayangnya, terkadang guru tidak menghiraukan hal ini. Kebanyakan guru terfokus pada logika sendiri.

Peserta didik itu harus begini.

Peserta didik itu harus begitu.

Lupa mestinya guru yang harus bagaimana?

Akhirnya guru mengajar seperti mengajari benda mati. Tidak ada tercipta chemistry. Sukanya marah-marah setiap hari. Lama-lama guru sakit hati. Di belakang, peserta didik diam-diam mem-bully.

Pedih..

Keadaan seperti itu tentu tidak menguntungkan.

Ciptakan klik dengan mereka agar menjadi jembatan hubungan asyik, menyenangkan dan mudah diterima oleh mereka.

Bukan hanya sekedar belajar mengajar, tetapi ada sesuatu kontak hati di dalamnya.

Bagaimana caranya?

Berikut 15 cara mudah klik dengan peserta didik yang bisa diterapkan di awal perjumpaan maupun setiap kali berinteraksi.

1. Bangun kesan pertama

Saya yakin, Anda juga sudah mendengar kalimat ini ratusan kali.

"Kesan pertama yang menggoda, selanjutnya terserah Anda". 

Ingat kalimat iklan itu?

Saya tidak akan bahas iklannya.

Tapi prinsip kalimat tersebut yang bisa kita pakai agar bisa mudah klik dengan peserta didik.

Karena terkadang, kita sudah berusaha membuat kesan pertama agar menarik tapi masih belum juga menggoda, eh...klik maksudnya. ☺️

Menurut Nicholas Boothman dalam bukunya How to Make People Like You in 90 Seconds or Less, kesan ini terbentuk dalam 3 sampai 4 detik pertama dari sebuah pertemuan.

"Kesan terbentuk dalam 3 sampai 4 detik pertama dari sebuah pertemuan."

Sekarang kebayang masalahnya?

Kemungkinan kita gagal memanfaatlan 3 sampai 4 detik pertama pertemuan dengan peserta didik. Baik di awal perjumpaan maupun setiap kali berinteraksi dengan mereka.

Jadi bagaimana solusinya?

Setiap saat adalah kesan.

Jadi amannya, jagalah selalu kesan di setiap pertemuan. Dimana, kapan dan dengan siapa pun.

Kenapa mesti dengan siapa pun?

Karena nanti hubungannya dengan track record. (Dijelaskan di bawah)

"Klik dengan peserta didik walau dengan waktu hanya 3-4 detik, mau tidak mau harus menjaga kesan pertama".

Jika ingin membangun kesan pertama yang klik dengan peserta didik, berikut beberapa resep yang bisa coba anda lakukan.

Resep I - Perlihatkan antusiasme

"Nothing great was ever achieved without enthusiasm – Ralph Waldo Emerson".

"Tidak ada hal-hal luar biasa dapat dicapai tanpa adanya antusiame".

Jika ibarat api yang dapat menghangatkan udara dingin. Maka begitu juga dengan antusias yang dapat menebarkan semangat belajar di kelas.

Jika kesan pertama berhasil membangkitkan semangat, maka selama proses belajar akan dinaungi kehangatan pula.

Namun jika dari awal Anda gagal menyalakan semangat, maka sepanjang pelajaran kelas juga akan terasa hambar.

Adakan guru yang sejak awal masuk kelas kelihatan tak bersemangat, loyo, tak berpower?

Gimana peserta didiknya? Juga semangat?

Juga ikut loyo bukan?

Jika antusias sudah tidak ada, jangan harap semangat belajar anak membara.

"Antusiasme itu menular" 

Jika Anda antusias maka mereka pun ikut antusias mendengarkan apa yang kita sampaikan.

Bagaimana jika mengalami kesulitan memunculkan antusias?

Berikut saya sajikan tips dari Om Brendon Burchard yang bisa kita ikuti.

Jawabannya adalah selalu aware/ sadar akan level antusiasme Anda. Tanyakan pada diri Anda sendiri, Dalam skala 1 – 10, berapakah level antusiasme saya sekarang.

Coba anda perhatikan Om Brendon jika bicara, beliau bisa terlihat antusias berbicara berjam-jam di depan kamera.

Ternyata kita hanya perlu kesadaran akan level antusias kita sendiri. Dengan begitu akan membuat diri, sadar untuk senantiasa meningkatkan level energi diri.

Latih terus antusias Anda dan terapkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Hal simpel ini akan membuat Anda lebih energik dan bersemangat menjalani hidup.

Resep II - Perhatikan penampilan

"Penampilan bukanlah segalanya, tetapi segalanya dilihat berawal dari penampilan".

Bahkan setiap pertemuan, di mana, kapan, dan dengan siapapun, penampilanlah yang pertama dilihat. Betul?

Begitu juga jika ingin membangun kesan pertama bukan?

Apalagi kesan pertama terbentuk dalam 3 sampai 4 detik pertama dari sebuah pertemuan.

Mau tidak mau, sadar penampilan adalah hal mutlak.

Lalu penampilan yang bagaimana?

  • Apakah harus penuh perhiasan?
  • Apakah harus berpakaian bermerek?
  • Apakah harus berpakaian serba baru?

Kalau penampilan seperti di atas, saya rasa tidak cocok pergi mengajar.

Mungkin begini..

Penampilan yang dimaksud adalah penampilan yang bersahaja, indah, rapi, wangi, enak dipandang. Tidak perlu berlebihan. Tidak juga asal-asalan.

Berikut tips sederhana yang bisa dilakulan untuk menjaga penampilan, antara lain:

  • Jika Anda perempuan, berdandan adalah hal yang penting. Namun berdandan juga mesti disesuaikan, tidak mesti seperti pergi ke kondangan. Cukup minimalis dan terlihat natural.
  • Bagi laki-laki bisa menata rambutnya. Sebagian besar rambut yang rapi akan nyaman dipandang.
  • Selain itu pastikan selalu berpakaian rapi.
  • Jaga kebersihan, terutama sepatu.

Maksudnya penampilan dari dalam yang bagaimana? Yaitu sikap elegan.Selain itu penampilan juga mesti didukung penampilan dari dalam.

2. Bangun kedekatan

Enakan mana, 2 cara interaksi guru di bawah ini.

Guru pertama, ngajar langsung ke materi pelajaran. Tidak peduli peserta didik paham apa nggak. Trus banyak bicara sendiri.

Guru kedua, awal ngajar justru gak ngasih materi apa-apa. Justru dibawa ngobrol, ditanyain belajarnya mau di mana, perkenalan satu persatu, diajak cerita-cerita?

Kalau saya jawabnya, enakan guru yang kedua. Rasanya ada klik dengan guru tersebut.

Dalam hati peserta didik, ini guru.. Gue banget..

Contoh guru yang kedua ini nih lebih nerapin pendekatan lebih dulu.

"Dekat-dekat dulu, ngajar-ngajar kemudian" 

Ada saja mengajar hanya sebatas mengajar. Tidak ada hubungan kedekatan yang tercipta.Selama ini banyak guru yang tidak membangun kedekatannya dengan peserta didik.

Sadar gak, ngebayangkan mata pelajaran itu adalah ngebayangkan gurunya. Walaupun materi matematika yang sulit, tetapi ingat guru asyik.. Peserta didik tetap tertarik.

"Ngebayangkan mata pelajaran itu adalah ngebayangkan gurunya".

Tetapi walaupun materi pelajaran mudah, gurunya garing. Belajar mereka pun juga kaya ikan kering.

Jadi membangun kedekatan dengan peserta didik itu lebih penting daripada mata pelajarannya itu sendiri.

Ingat hubungan kedekatan pemicu keberhasilan.

Karena jika sudah terbangun kedekatan antara guru dan anak didik, pengetahuan dan nilai-nilai lebih cepat diterima oleh anak didiknya.

Selain itu, hubungan kedekatan antara guru dengan anak didik juga dapat mendorong dan memotivasi mereka dalam proses belajar.

Lalu bagaimana cara membangun kedekatan?

Simpelnya membangun kedekatan dengan peserta didik adalah dengan memberi perhatian.

Sebuah perhatian kecil yang diperlihatkan oleh guru di kelas maupun di luar kelas terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, dibandingkan dengan guru yang tidak memberikan perhatian sama sekali.

Karena dengan perhatian dapat menimbulkan simpatik.

Peserta didik yang bersimpatik kepada gurunya sering mendapatkan nilai yang bagus dibandingkan dengan peserta didik yang cuek dengan gurunya.

Namun saya yakin membangun kedekatan adalah hal sebenarnya sudah dimengerti siapa saja.

Walau begitu tak apalah saya bagi tips sederhana membangun kedekatan di sini. Karena justru hal sederhana yang biasa lupa mempraktekkannya.

"Sometimes the common sense is not the common practice".

Berikut tips-tips sederhana yang bisa Anda lakukan untuk membangun kedekatan.

Resep I - Tertarik dengan peserta didik

Kedekatan berawal dari ketertarikan.

Biar lebih jelas saya ilustrasikan melalui cerita berikut.

Beberapa tahun yang lalu, saya ditugaskan ngajar kelas 5.

Sebagai guru yang baik, tentu harus selalu siap mengajar di kelas berapa saja.

Padahal saat itu saya masih baru mengajar di sekolah tersebut, yang saya tempati mengajar sampai saat ini.

Yang menjadi permasalahan adalah, anak-anak kelas 5 ini terkenal dengan anak-anak trouble maker. Terutama anak laki-laki.

Anak-anak ini super aktif, suka ngejahilin temen-temennya, bahkan suka berkelahi, gak bisa diem, pokoknya susah diatur udah.

Walau demikian saya mesti harus menerima dengan sabar, dan memandang hal tersebut adalah sifat alamiah yang dimiliki anak-anak.

Saya percaya, dibalik anak-anak trouble maker memiliki bakat terpendam yang luar biasa.

Awalnya saya tidak tahu harus gimana nih ngehadapinya. Yah Bismillah saja...

Target saya yang penting berhasil pendekatan dulu.

Namun saya sadar pendekatan saja tidak cukup.

Bagaimana caranya agak anak-anak tertarik dengan saya.

Karena menjadi pribadi yang menarik harus mutlak dimiliki guna mehadapi anak-anak trouble maker.

Karena saya juga merasa, pernah menjadi anak trouble maker sewaktu sekolah. Jadi jika gurunya tidak menarik dan garing, pasti akan ada saja yang diperbuat di kelas. (Ketahuan jahil nih )

Ingatan ini menghantui saya. Bagaimana jika terjadi juga kepada saya.

Jadi mengawali semuanya, hal pertama yang ingin saya lakukan adalah bagaimana cara membangun kedekatan dulu.

"Tertarik..".

"Ya, kata itu kuncinya..". Pikir saya.

Tertarik aja dulu sama mereka. Saya percaya mereka juga pasti akan tertarik balik.

Seperti kata Dale Carnegie,

"Untuk menjadi menarik, maka tertariklah pada orang lain".

Lalu saya coba gali kesukaan, hobi, mereka. Kebetulan hobi mereka sama dengan saya, suka main futsal.

"Wah ini kesempatan bagus membuat mereka tertarik", pikir saya.

Lalu saya ambil langkah mengalokasikan waktu latihan futsal bareng mereka setiap sore hari dalam 2 kali seminggu.

Walaupun kegiatan ini di luar jam sekolah, tetapi saya tidak meminta biaya sepeser pun untuk ngelatih mereka.

Saya percaya kegiatan ini salah satu cara yang bisa menumbuhkan kedekatan dengan mereka.

Singkatnya..

Kegiatan tersebut efektif membangun kedekatan dengan mereka.

Bahkan mereka sampai bilang begini, "mohon bapak saja yang ngajari kami kelas 6 nanti..".

Wah terharu jadinya..

Yang lebih membanggakan, usaha pendekatan yang saya lakukan tidak sia-sia.

Dalam pertandingan futsal yang mereka ikuti, berhasil mendapatkan:

  • 1 kali juara 1 futsal
  • 1 kali juara 2 futsal
  • 1 kali juara 3 futsal

Sungguh hasil yang sangat menggembirakan bagi saya. Namun yang lebih menggembirakan adalah hubungan yang tercipta dengan mereka.

Sungguh menjadi kesan yang luar biasa.

Anda pernah ngalami juga seperti cerita saya di atas?

Hikmah dari cerita tersebut, untuk menjadi guru menarik, mulailah dari sendiri dulu tertarik.

Bonus tips

Cara paling mudah menunjukkan kita tertarik adalah dengan bertanya.

Misalnya ada anak yang yang pandai membuat kerajinan tangan berupa anyaman. Mulailah mengajukan pertanyaan untuk menunjukkan rasa tertarik sekaligus belajar.

Contoh pertanyaannya:

  • "Jodi jadi bisa bikin anyaman gini siapa yang ngajarin?" 
  • "Jika bapak mau belajar membikin ini, apa nih pertama-tama yang perlu disiapkan?" 

Jangan merasa rendah ya walaupun belajar dengan peserta didik, justru melatih mereka menanamkan karakter berbagi.

Siapa tau nanti dia besar juga menjadi guru.

Setuju....??

Oh ya Jangan lupa beri pujian hasil karya mereka. Dengan begitu hati mereka akan terbuka lebar atas pendekatan Anda.

Resep II - Tebarkan senyum

Cara selanjutnya membangun kedekatan dengan peserta didik adalah dengan menebarkan senyum.

Senyum adalah cara ampuh menciptakan suasana positif.

Coba perhatikan guru-guru yang suka senyum, lebih banyak disukai peserta didik bukan?

"Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum (Contaginous)" 

Walau begitu, sebagian orang merasa kesulitan senyum yang tulus. Tenang saja, berikut cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi permasalahan tersebut.Selain itu, dengan tersenyum menunjukkan kepada peserta didik, bahwa mereka adalah pribadi yang menarik dan menyenangkan. Sehingga mereka merasa disukai oleh Anda.

1. Ingat hal-hal yang menyenangkan

Untuk mendapatkan senyuman yang tulus atau tidak dipaksakan, ingatlah hal-hal yang menyenangkan. Dijamin muka Anda tidak akan kaku saat tersenyum.

Ingat pula jika ingin senyum tidak mesti menunggu hati Anda lagi senang.

Senyum dipaksakan sekalipun dapat membuat hati Anda riang.

2. Tersenyum dengan mata

Senyum tulus = mata berkerut.

Jadi tersenyumlah dengan mata Anda. Rasakan benar-benar dan hal itu akan keluar secara alami.

Sebuah senyuman tulus akan menunjukan semuanya, termasuk gigi dan mata Anda.

Memang tidak semudah seperti yang sampaikan di atas. Namun percayalah, semuanya jika dilakukan dengan niat dan usaha, maka hasilnya akan luar biasa.

Resep III - Sapa

Biar semakin dekat dengan peserta didik, maka jadilah guru yang suka menyapa.

Logikanya begini..

... Coba perhatikan band-band atau penyanyi besar saat manggung membawakan lagu. Misalkan yang familiar seperti Slank, Roha Irama.

Yang menarik adalah Anda akan begitu merasakan sejak menit pertama penampilan. Yang saya lihat, setiap perform mereka sangat berhasil menyita perhatian dan meluluhkan hati kita.

Menurut Anda, apa yang mereka lakukan?

Ya betul..

Cara menyapa mereka membuat kita merasa betul-betul dekat. Jadi, itu dia betapa pentingnya menyapa.

Sapaan itu kelihatan hal kecil. Namun penggaruhnya luar biasa besar.

Kembali ke peserta didik kita...

Dengan menyapa dapat semakin memperkuat hubungan. Bahkan jalan membuka komunikasi dengan mereka.

Namun perlu Anda ingat hal-hal berikut ini dalam menyapa.

  • Menyapalah lebih dulu dan barengi senyum. Menyapa lebih dulu dan tersenyum akan membuat suasana cair dan menyenangkan.
  • Menyapalah dengan barengi menyebut nama peserta didik. Misalnya “Hai Jodi”.

Lebih enak didengar bukan?

Bonus tips

Selain menyapa dengan mengucapkan “hai”, “halo”, "salam", sesekali Anda bisa menggunakan "Tehnik Hallo - Hay".

Dijamin membuat peserta didik asik, tertarik dan cepat klik. Tehnik ini sudah saya buktikan sendiri.

Resep IV - Lakukan kontak mata

Percaya atau tidak, melakukan kontak mata saat bicara dengan peserta didik dapat membangun kedekatan dengan mereka.

Karena melakukan kontak mata saat berbicara adalah salah satu tanda ketertarikan kepada mereka.

Sedangkan seseorang cenderung tertarik kepada orang yang tertarik pada dirinya.

Tim psikolog dari Aberdeen University di Skotlandia menemukan bahwa seseorang akan cenderung menemukan seseorang yang dianggap menarik dan memikat apabila mereka saling menatap saat berbicara ketimbang mengalihkan pandangan ke arah lain.

Jadi jangan heran hal kecil seperti melakukan kontak mata dapat membuat Anda menjadi guru yang menarik. Sehingga Anda akan menjadi sosok yang selalu diperhatikan oleh mereka.

Selain itu Kontak mata dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Para peneliti menemukan pula bahwa saling menatap mata saat bicara akan menyentuh sisi narsistik dalam dirinya.

Apa itu narsistik?

Dalam bahasa gaulnya sebut saja narsis.

Simpelnya bangga terhadap diri sendiri.

Hal ini senada dengan jurnal Psychological Science, menyatakan bahwa menatap lawan bicara dapat membantu meningkatkan kepercayaan.

Jadi jangan ragu melakukan kontak mata saat berbicara dengan peserta didik.

Untuk melakukan kontak mata, berikut tips yamg bisa Anda lakukan.

  • Tatap mata peserta didik ketika berbicara.
  • Lihat di titik tengah diantara kedua matanya.
  • Ketika anda berbicara di depan kelas,
  • Tidak perlu melihat langsung ke mata. Boleh di area lain sekitarnya.
  • Lihat juga ke sekeliling kerumunan.

Namun sebagian orang tidak kuasa memandang lama.

Contohnya saya sendiri.

Karena saya memang membiasakan tidak memandang mata orang lain, terutama perempuan.

Jadi jangan heran jika ketemu saya, saya tidak akan berlama-lama menatap mata seseorang.

Guru saya juga ada begitu lho.

Baik ngajar di depan kelas maupun bicara langsung, mata beliau tertuju ke bawah. Namun apakah beliau menjadi tidak menarik?

Jawabannya tidak.

Beliau tetap bisa menyampaikan ke hati anak didiknya bahwa beliau memperhatikan.

Kasus ini pengecualian. Bukan bermaksud tidak ingin memperhatikan lawan bicara ya. Namun tujuannya menjaga pandangan.

Lalu bagaimana jika kita termasuk orang yang tidak bisa melakukan kontak mata yang lama?

Solusinya, pandang sebentar saja ketika mereka berbicara. Cukup 2 - 3 detik.

Setelah itu Anda bisa mengalihkan pandangan ke arah lain. Namun perlu diingat Anda harus menunjukkan gestur tubuh.

  • Pandangan mata cukup ke satu arah, boleh ke atas atau ke bawah.
  • Arahkan sedikit telinga Anda ke peserta didik (gestur mendengarkan).
  • Dan jangan melakukan apa pun (menandakan ada fokus kepada anak yang bicara).
  • Jadilah pendengar yang baik. Caranya lakukan 3 metode ini.

Sensing adalah sebuah proses mendengar yang disertai dengan fokus dan bahasa tubuh yang sesuai. Posisi badan sedikit condong ke depan ke arah lawan bicara. Fokus dan tidak sambil melakukan hal lain.

Interprenting adalah sebuah proses mendengar yang disertai dengan fokus dan bahasa tubuh yang sesuai.

Responding adalah bagaimana Anda merespon apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Menunjukkan respon terbaik agar dianggap dalam posisi 100% mendengar, Anda bisa menggunakan cara menanggapi sebuah pembicaraan seperti ini:

“Hmmm….”

“Ooooo…. “

Sekedar anggukan kepala

Dengan begitu, walaupun Anda tidak memandang secara langsung, Anda tetap terkesan memperhatikan dan mendengar mereka.

Resep V - Ingat nama peserta didik

Percaya atau tidak, mengingat nama peserta didik, maka Anda akan diingat selamanya.

Dulu saya pernah ikut program Pembekalan Pertukaran Pemuda Antar Provinsi selama satu minggu.

Ada satu orang yang sangat berkesan dan tidak pernah saya lupa sampai sekarang. Nama beliau serasa nancep banget di kepala saya sampai sekarang.

Beliau adalah pejabat dinas dan juga sekalian pemateri acara tersebut.

Waktu itu kami peserta, belum pernah bicara langsung dengan beliau sebelum materi.

Yang membuat saya kagum adalah..

... Beliau tanpa memandang absen, hapal nama lengkap kami sebanyak 24 peserta dari berbagai kabupaten.

Mungkin sudah beliau hafal beberapa hari sebelum ketemu kami", pikir saya.

Ternyata saya salah.

Beliau hanya memerlukan waktu sebentar menghafal 24 peserta dari perwakilan semua Kabupaten di Kalsel.

Hebatnya lagi beliau langsung bisa menerka karakter dan kelompok yang cocok untuk setiap karakter.

Bahkan, meski lama tidak ketumu masih bisa menyebutkan dengan benar nama-nama kami.

Sungguh luar biasa.

Sampai saat ini semua purna acara tersebut merasa dekat dengan beliau.

Hikmah yang bisa saya petik, bahwa seseorang yang bisa mengingat nama lengkap seseorang akan berhasil menciptakan kesan yang mendalam.

Begitu juga dengan peserta didik bukan?

Hal sederhana namun pengaruhnya luar biasa.

Bisa mengingat dan menyebutkan nama, akan membentuk hubungan luar biasa. Karena mampu mengingat nama menunjukkan bahwa Anda peduli dengan mereka.

Bagaimana jika kesulitan mengingat nama?

Permasalahan ini tidak dialami oleh Anda saja.

Menurut laporan Sciencedaily, kemampuan mengingat nama orang ternyata tidak ditentukan oleh kemampuan otak.

"Anda sebenarnya tidak punya kemampuan mengingat yang jelek, Anda cuma belum mempelajari teknik yang tepat saja", kata Kyle Buchanan, pendiri Memorize Academy di Toowoomba, Australia.

Hampir semua orang juga mengalami permasalahan yamg sama.

Bahkan dibandingkan mengingat nama, lebih mudah mengingat wajah seseorang.

Ternyata ada cara simpel agar mudah mengingat nama peserta didik..

... Yaitu lagi-lagi tertarik dengan mereka. Ini bukan saya yang bilang, tetapi Profesor psikologi Kansas State University, Richard Harris.

Beliau menjelaskan bahwa semakin kamu tertarik pada seseorang maka namanya juga akan mudah kamu ingat, begitu pula sebaliknya.

Jika saja Anda masih merasa kesulitan, berikut tips tambahan mengatasi hal tersebut.

  • Langkah pertama berkonsentrasilah saat menyebut namanya kepada Anda. Kadang orang terlalu sibuk berpikir dan tidak mendengar sama sekali ketika anak didiknya memperkenalkan diri.
  • Setelah itu, kaitkanlah nama tersebut secara visual dengan suatu benda yang pelafalannya mengingatkan pada nama itu. Misalnya nama Sofia cocok dikaitkan dengan kata benda sofa.
  • Kaitkan pula dengan tampilan orang itu. Misalnya tampilan wajah anak tersebut matanya sipit, hidungnya mancung, telinganya lebar, bibirnya tipis.
  • Setelahnya, kita harus mengulang lagi ingatan itu sesaat setelah pertama kali bertemu. Setelah mengingat ini, ulang lagi mengingatnya setelah Anda pulang dari sekolah atau keesokan harinya.

Bonus Tips

Masih kesulitan?

Berikut satu tips lagi mengatasi sulit mengingat nama anak didik. Yaitu dengan melakukan Z-Scan.

Apa itu Z-scan?

Yaitu, menggambar huruf Z dengan pikiran Anda di wajah anak tersebut. Ini akan memberikan Anda kesempatan untuk melihat warna matanya dengan lebih jelas atau bagaimana gaya senyumnya.

Mengaitkan antara nama dan bentuk wajah akan memudahkan Anda untuk mengingat siapa nama anak tersebut di kemudian hari.

Lakukan langkah demi langkah di atas.

Saya yakin, kemampuan mengingat nama hanya tinggal tunggu waktu saja.

Jadi mulai sekarang, jangan sepelekan nama peserta didik. Usahakan mengingat nama mereka sekuat tenaga.

Resep VI - Ucapkan Anda senang bertemu mereka

Terkadang perasaan senang kepada anak didik kita perlu diungkapkan.

Jika Anda tidak mengungkapkan secara langsung kepada mereka, bisa jadi mereka tidak menyadari bahwa kita menyenangi mereka.

Sebagian dari medeka terkadang tidak bisa merasa bahwa mereka orang yang menyenangkan.

Biar lebih jelas begini...

Bagaimana rasanya jika ada yang bilang kepada Anda, "saya senang bertemu dengan Anda"?.

Anda merasa senang juga bukan?

Nah artinya bahasa verbal bisa mempertegas di pikiran anak didik kita, bahwa kita menyenangi mereka.

Saya perjelas sekali lagi.

Terkadang mereka butuh ungkapan secara langsung, bahwa kita senang dengan mereka.

Menunjukkan bahwa kita senang dengan mereka tidak hanya perwujudan sikap..

... perlu penguatan dengan kata-kata.

Namun kenyataannya kita hampir tidak pernah Mengungkakan secara langsung bahwa kita senang bertemu Mereka.

Padahal cara ini salah satu pemantik agar mereka mereka menjadi kangen dengan kita. Sehingga ada muncul perasaan di hati mereka ingin lagi bertemu lagi kita dan belajar.

Ingat, prinsipnya jika kita menyenangi orang lain, maka orang lain juga akan menyenangi kita.

"Jika kita menyenangi orang lain, maka orang lain juga akan menyenangi kita" 

Semakin kita menyukai mereka, mereka juga akan menyukai kita.

Saya sangat suka cara mengakhiri perjumpaan orang-orang Inggris.

Budaya mereka setiap mengakiri perjumpaan, yaitu dengan menyatakan rasa senang...

...plus mengungkapkan harapan-harapan mereka.

Cara ini bisa kita serap untuk anak-anak didik kita ketika mengakhiri pelajaran. Misalnya begini.

  • "Bapak sangat senang bertemu dengan kalian semua" .
  • "Bapak berharap besok kita bisa belajar yang asik lagi seperti hari ini". 
  • "Ibu yakin kita dapat belajar bersama-sama dengan baik". 
  • "Ibu hari ini sangat senang belajar bersama kalian". 
  • "Wah bagaimana ya besok belajar kita, semoga bisa menyenangkan lagi seperti hari ini". 

Lebih enakkan rasanya, jika anak didik kita mendengar kata-kata seperti itu?

Namun ingat cara ini tidak akan berfungsi baik jika Anda dari awal tidak menunjukan ketertarikan dengan mereka.

3. Temukan kesamaan

Cara berikutnya adalah mencari kesamaan.

Kenapa mencari kesamaan..?

Begini..

Anda pernah ketemu dengan seseorang baru dikenal?

Setelah cerita-cerita, ternyata Anda berdua sama-sama menyukai Band legendaris Indonesia, Slank.

Gimana perasaan Anda saat itu...

Langsung klik?

Nah cara ini bisa kita gunakan agar mudah klik dengan peserta didik.

"Kesamaan menempatkan kita seperti di posisi mereka" 

Lalu kesamaan apa saja yang bisa ita temukan dari peserta didik?Saat Anda bisa menemukan kesamaan dalam hal ini, akan membuka topik pembicaraan yang menarik dengan mereka.

Berikut ulasannya.

Resep I - Temukan kesamaan kesukaan

Cara mudah menumukan kesamaan adalah temukan kesukaan. Misalnya kesukaan nonton Komik Upin-Ipini atau Sopo Jarwo.

Walaupun komik, tidak apa Anda akui juga menyukai komik.

Peserta didik merasa begini nih.

... "Wah bapak guru ternyata suka nonton Komik Upin-Ipin juga".

Kalau saya, suka hubungkan pelajaran dengan cerita Upin-Ipin . Wah mereka langsung pada ramai.

Bahkan anak-anak sendiri bisa menyimpulkan dan mengambil pelajaran dari cerita Upin-Ipin.

Berhasil menemukan kesukaan mereka, dapat membuka komunikasi lebih mudah.

Selain kesamaan nonton komik di atas, Anda bisa menemukan kesamaan dari.

  • Hobi
  • Game
  • Makanan
  • dan lain-lain

Jadi temukan kesamaan kesukaan dengan mereka. Sehingga bisa Anda jadikan jalan mudah klik dengan Anda.

Jika berhasil klik, selanjutnya terserah Anda.

Resep 2 - Temukan kesamaan orang yang Anda kenal

Kesamaan berikutnya yang bisa kita cari adalah kesamaan orang yang kita kenal.  Misalnya seperti percakapan antara Anto (murid) dan guru berikut ini.

Guru : "Jordi tinggal di mana?" 

Anto  : "Saya tinggal di Gang Tumbur Pak". 

Guru : "Wah kebetulan ada temen bapak juga tinggal di gang kamu. Dia juga punya anak seusia kamu. Tinggalnya pojokan jalan samping mushola." 

Anto  : "Si Joko ya Pak? Badannya gemuk?" 

Guru : "Wah tepat sekali. Bagaimana kabarnya sekarang? Lama bapak gak berkunjung ke rumahnya".

Anto  : "Masih jadi tukang habisin panci..,eh nasi Pak. Makanya sekarang tambah gemuk kaya buldozer Pak.." 

Guru : "Haha.. Bisi aja kamu To. Jadi badannya sekarang tambah besar ya.." 

Tidak sulit kok mencari kesamaan orang yang kita kenal.

Misalnya orang tua, keluarga, tetangga si anak. Jika tidak ada yang Anda kenal sama sekali, Anda bisa ceritakan tokoh dunia.

Seperti kasus ini..

Anto  : "Pak saya malu gak bisa-bisa baca sampai sekarang". 

Guru : "Gak papa To yang penting kamu terus semangat belajar dan sekolah. Sebenarnya.. kamu anak yang pinter. Tidak percaya?". 

Kamu kenal Thomas Alva Edison?

Anto  : "Wah siapa itu Pak? (mikir...)

Guru : "Beliau ilmuwan terkenal, penemu lampu pertama kali. 

Percaya gak, awalnya beliau juga kesulitan membaca". 

Anto  : "Ah.. Yang bener Pak?".

Guru : "Jacky Chan juga To. Masih banyak lagi. Jadi gak usah minder lagi ya..". 

Jadi selain menghubungkan dengan orang yang Anda kenal, Anda bisa juga menghubungkan dengan orang terkenal.

Resep 3 - Cari kesaamaan konteks (situasi dan kondisi)

Kesamaan terakhir yang Anda bisa temukan adalah kesamaan konteks.

Kesamaan konteks di sini maksudnya kesamaan yang Anda temukan saat situasi tertentu.

Misalnya saat itu Anda membicarakan nama-nama suku budaya di Indonesia. Terrnyata ada peserta didik yang sama sukunya dengan Anda.

Ini bisa menjadi peluang menyamakan berdasarkan konteks.

Misalnya gini..

Guru    : "Anak-anak, suku apa saja yang kamu ketahui di Indonesia?". 

Murid  : "Banjar, Jawa, Bugis, Mandar Pak". 

Guru    : "Kalau di kelas kita ada suku apa saja?". 

Murid  : "Saya Mandar pak". 

Guru    : "Wah ada juga Suku Mandar juga di sini ya? Sama dengan bapak". 

Murid  : "Wah bapak juga Mandar ternyata..". 

"Kok muka bapak malah putih kaya orang China ya..?". 

(Guru juga jadi mikir... )

Guru   : "Nah itulah keunikan bangsa kita nak...(bingung jawab #%*#a)

Nah inilah contoh mencari kesamaan berdasarkan konteks.

Selain contoh di atas Anda bisa mencari berdasarkan asal kelahiran, musik kesukaan, aktivitas harian, film kesukaan dan lain sebagainya.

4. Gali kesamaan

Jika berhasil menemukan kesamaan dengan peserta didik, jangan sampai di situ.

Gali lagi kesamaan tersebut.

Menemukan kesamaan saja namun tidak digali, sama halnya menemukan intan yang belum dibentuk.

Jangan berhenti sampai di situ saja, melainkan gali lebih lanjut atau perdalam kesamaan tersebut.

Seperti cerita saya sebelumnya.

Saya mengetahui hobi anak-anak trouble maker kelas 5 ternyata sebagian besar suka main futsal.

"Kesamaan bisa jadikan senjata melakukan pendekatan" 

Saya yakin bapak/ibu guru pembaca lebih banyak memiliki pengalaman yang luar biasa dari pada saya.Bahkan saya kembangkan menjadi kegiatan ekstrakurikuler. Hingga akhirnya membuahkan hasil prestasi.

Namun tidak salah jika sedikit saya bagi resep berikutnya untuk menggali kesamaan yang sudah kita temukan.

Agar bisa menggali lebih dalam kesamaan yang sudah Anda temukan, bisa Anda lakukan-langkah berikut ini.

Resep I - Jadikan sebagai sumber topik pembicaraan

Topik pembicaraan akan sangat menarik jika mengambil dari kesamaan yang sudah anda temukan.

Coba ingat-ingat Anda jika kumpul sama sahabat-sahabat Anda.

Ngobrolnya sangat nyambung bukan? Sampai-sampai lupa waktu.

Mengapa demikian?

Karena materi yang diobrolkan biasanya sudah-sama-sama nyantol di hati. Ditambah sudah sama-sama klik.

Nah kita beralih ke kelas...

Terkadang kita merasa bingung mengenai topik apa yang menyenangkan untuk dibicarakan.

"Jadikan kesamaan sebagai sumber topik pembicaraan"

Ini bisa kita eksplore sebagai sumber topik pembicaraan bahkan bisa dikaitkan dengam pelajaran.Misalnya seperti di atas tadi tadi, saya tahu bahwa sebagian besar anak-anak di kelas suka dengan Upin-Ipin.

Misalnya saat itu belajar PKn tentang menaati orang tua.

Kaitkan dengan cerita Upin-Ipin yang begitu sayang dengan Opahnya. Bahkan dengan Kak Ros yang galak.

Lebih bagus lagi kita ajak mereka mengambil intisari dari cerita tersebut. Sehingga ada proses berfikir dan belajar memahami oleh mereka.

Resep II - Bertanya

Jika mengalami kesulitan menggali kesamaan dari anak didik.

... Cara termudah adalah dengan bertanya.

Bertanyalah berkaitan dengan kesamaan yang sudah ingin Anda jadikan topik pembicaraan.

Kata tanya paling ampuh untuk menggali/ eksplorasi adalah:

Mengapa..

Bagaimana Ceritanya..

Begini contoh menerapkannya..

Misalnya topik yang ingin Anda gali, kembali tentang Upin-Ipin.

  • "Mengapa kok bisa suka komik upin-ipin?" 
  • "Mengapa kok Upin-Upin sering dimarahi Kak Ros?" 
  • "Bagaimana ceritanya Upin-Ipin ketika mau di sunat?" 
  • "Bagaimana ceritanya ketika Atu membikinkan kapal-kapalan dari kulit jeruk?" 

Saya jamin, anak-anak pada antusias menjelaskan, yang dibarengi gelak tawa memenuhi ruangan kelas saat itu.

Nah dengan dua kata tanya ini akan mendorong peserta didik untuk bercerita lebih banyak dan mulai membuka dirinya kepada Anda.

Kebayang?

Mudah?

Jadi jangan ragu-ragu mengeluarkan jurus ampuh ini untuk menggali topik menjadi pembicaraan yang menarik.

Sehingga menjadikan Anda pribadi yang menarik karena pandai membuat klik. Asiikkk...

Resep III - Berikan value lebih mengenai topik tersebut

Memberi value kesukaan mereka akan membuat mereka merasa dihargai.

"Memberi value kesukaan peserta didik akan membuat mereka merasa dihargai" 

Ini pernah terjadi pada saya. Kebetulan saya juga sangat suka main Play Station.Misalnya ada anak yang suka main playstation. Tidak apa-apa lah sesekali kita jadikan topik bicara dengan mereka.

Wah akhirnya terjadi percakapan seru dengan mereka.

Lalu bagaimana memberi value mengenai topik kesukaan mereka?

Berikan informasi berharga seputar topik kesamaan. Memberikan informasi berharga membuat chemistry semakin kuat.

Misalnya seperti kasus main Play Station di atas.

Jadi saya ajak sesekali main dengan mereka, sekedar membangun kedekatan.

Padahal saya juga orang yang gila betul main bola di Play Station.

Walau begitu saya tetap jaga image, yang penting niatnya membangun kesan yang menyenangkan.

Singkat cerita, waktu itu saya yang menang.

Yang berkesan, saya mencetak gol yang tidak bisa ditiru mereka. Kebetulan cara mencetak gol seperti itu andalan saya setiap main.

Yah bisa dibilang gaya spesial saya lah....

Menariknya ketika di sekolah, hal tersebut jadi bahan obrolan yang sangat menarik bagi mereka.

Sampai-sampai mereka minta ajarin caranya mencetak gol seperti itu.

Untungnya saya baik hari saat itu, dan ingin memberi value lebih pada hobi mereka. hehe.

Jadi saya bocorkan sedikit rahasianya.

Nah itu sudah merupakan contoh memberikan value lebih dengan memberikan informasi berharga seputar topik.

Contoh lain misalnya, saya menginfokan pada anak-anak..

"Eh kalau nyari stik bisa nyari di toko ini, paling murah lho..".

Waduh ini saya ceritanya melenceng dikit dari pelajaran, gak papa ya. Ini sekedar contoh penerapan memberi value berupa informasi berharga.

Contoh lain..

Misalnya ada anak-anak yang hobinya membaca...

Ajak dia kapan-kapan ke perpustakaan bareng. Tentu ajak juga bareng satu kelas biar seru. Saya jamin kegiatan seperti ini menjadi kesan tersendiri bagi mereka.

Hasilnya, ketika di sekolah wuihhh.. Pasti menjadi bahan obrolan menarik lagi sama mereka.

Jadi, memberikan value lebih akan menjalin chemistry dengan peserta didik. 

5. Bangun hubungan baik

Semua cara sebelumnya di atas tidak akan gunanya, jika kita belum bisa membangun hubungan baik dengan peserta didik.

Hubungan baik bagai track record.

Maksudnya track record di sini adalah semua pengalaman hubungan dengan mereka. Yang mana setiap pengalaman yang terjadi akan mempengaruhi pandangan mereka kepada Anda.

Jadi jangan sia-siakan setiap pertemuan dengan mereka.

Jika ingin membangun hubungan baik. Anda bisa perhatikan resep berikut ini.

Resep I - Meningkatkan kepuasan mereka

Meningkatkan kepuasan mereka, dibutuhkan perasaan yang peka, yang mampu meraba apa yang mereka butuhkan.

Pembelajaran yang menyenangkan, guru yang menarik, media yang kreatif belum tentu membuat mereka tertarik.

"Tapi kualitas bubungan yang baik, akan membuat mereka selalu tertarik sampai kapan pun".

Bahkan setelah mereka dewasa akan mengingat kita.

Ini adalah klik untuk jangka panjang.

Resep II - Kenali peserta didik secara pribadi dan beri perhatian

Guru yang luar biasa adalah guru yang mengenal anak didiknya dengan baik satu per satu.

Cara mudahnya adalah sering mengajaknya ngobrol.

Bisa tanyakan nama, alamat rumah, pekerjaan orang tua, dan lain-lain.

Berbicaralah hal yang di luar pelajaran, agar hubungan Anda lebih erat dan mereka pun merasa sangat dihargai oleh Anda sebagai peserta didik.

Sedikit perbincangan hangat mengenai pribadi mereka juga penting. Misalnya bagaimana hubungan dengan orang tua, apa pekerjaan orang tua, tinggalnya dengan siapa, apakah ada anak yatim piatu, dan lain sebagainya.

Setelah Anda mengenali peserta didik dengan baik, jangan lupa beri mereka perhatian.

Perhatian kepada mereka walau sederhana, akan memberi kesan tersendiri bagi mereka, misalnya.

  • Menyambut mereka setiap pagi ketika hadir di sekolah.
  • Memeriksa kuku mereka dan memastikan tidak ada yang panjang.
  • Membantu anak yang kesulitan mengerjakan soal dengan mendatangi ke tempat duduknya.
  • Membantu mereka memperbaiki sampul buku yang rusak.

Dengan begitu mereka akan merasa bahwa Anda begitu mengenal dan memahami mereka.

Resep III - Adakan acara kelas

Sesekali mengadakan acara untuk kelas itu juga perlu.

Selain untuk me-refresh otak mereka, juga bisa membuat hubungan Anda dan mereka semakin baik.

Acara kelas tidak perlu muluk-muluk.

Misalnya sebulan sekali acara makan-makan di kelas, acara masak bareng di rumah Anda, tamasya ke tempat rekreasi.

Kesimpulan

Itulah 5 hal yang perlu Anda perhatikan agar mudah klik dengan peserta didik.

Lakukan analisa, cara mana yang paling memberikan hasil positif.

Sebelum saya akhiri, ingin sayalihatkan hasil karya peserta didik saya kelas 5. Karya ini dibuat mereka beberapa hari yang lalu, sebelum terbit postingan ini.

Walaupun sederhana, namun membuat saya terharu.

Mereka mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap guru.

Ini kembali mengingatkan saya dan juga saya niatkan mengingatkan kepada Bapak/Ibu guru pembaca. Bahwa sudah sepatutnya seorang guru juga mesti menyayangi anak muridnya.

Walaupun mereka sering membuat kesal, jengkel. Namun jangan lupakan pertanyaan berikut ini.

"Seharusnya saya yang bagaimana?"

Bukan hanya menuntut dengan kalimat begini..

"Mestinya anak didik yang harus begini.."

"Mestinya anak didik yang harus begitu.."

Untuk merealisasikannya salah satu caranya adalah dengan membuat anak didik kita klik dengan kita.

Saya yakin ada banyak cara lain yang pernah Anda terapkan selain cara di atas? Jika ada cara lain selain yang saya jabarkan, mohon kiranya memberikan masukan dengan menambahkan di kolom komentar.

Selain itu saya bersedia menerima kritik, saran dan masukan mengenai tulisan saya di postingan ini. Karena saya sadar, saya bukanlah manusia yang sempurna.

Saya hanya seorang yang ingin menuangkan tulisan bermanfaat melalui postingan ini.

Mohon maaf kiranya jika ada salah dan khilaf dalam setiap penulisan postingan saya.

Taufik Junaidie
Taufik Junaidie Kepala Sekolah, Finalis 5 besar SRB 2022, Certified Teacher, Google Certified Educator Lev. 2, Juara 1 Vidio Animasi se Kalsel, and Blogger
Komentar