System

5 Fakta Sekolah Kami Juara 3 Futsal Tingkat SD 2018

Taufik Junaidie Taufik Junaidie 4 min read

Tidakkah hati terasa seperti diobok-obok, jika bapak ibu mengalami 2 hal rasa sekaligus?

Itulah yang kami rasakan.

Kemarin adalah hari bahagia bercampur sedih bagi anak-anak futsal kami.

Bahagianya kami berhasil merebut Juara 3 bersama di Pertandingan Futsal Bamega Cup Tingkat SD 2018.

Sedihnya kami belum berhasil menempatkan nama sekolah kami di partai final.

Bagi kami its OK lah.. Bukan masalah. Saya hanya menggambarkan sisi manusiawi kami. Hehe..

Hasil bukan utama, yang penting sudah diusahakan. Setuju?

Karena hal tersebut adalah sebagian proses pendewasaan anak-anak. Sekaligus mendidik mental juara.

Bukankah seorang juara akan melewati masa-masa kalah? Jika mereka siap kalah, tentu juga akan siap menang. Betul?

Alhamdulillah anak-anak bisa menunjukkan hal tersebut. Terbukti mereka bermain sangat sportif. Baik saat mereka menang maupun saat kalah.

Kali ini saya mau menuliskan 5 fakta keberhasilan anak didik kami memperoleh juara 3 bersama, Futsal Bamega Cup 2018.

1. Persiapan yang singkat

Bayangkan jika Anda mendapat surat mengikuti pertandingan, namun lomba tersebut akan dilaksanakan kurang 1 bulan.

Sedangkan Anda belum melakukan persiapan sama sekali.

Nah itulah yang kami alami.

Yang parah lagi, kami dapat informasi lomba justru dari anal-anak. Mereka semangat sekali minta daftarkan ikut lomba tersebut.

Akhirnya saya coba tanya sana kemari, Alhamdulillah ketemu juga kontak panitia.

Singkat cerita kami sempat mendaftar.

2. Dilatih Pak Rahmat

Baru-baru ini sekolah kami dapat amunisi guru Penjas baru. Namanya Pak Rahmat.

Kebetulan sekali beliau adalah pemain futsal berbakat, dan sudah sangat dikenal masyarakat di kota kami.

Kalau bahasa kerennya, siapa sih gak kenal Abang (nama panggilan Pak Rahmat).

Saya merasa, ini adalah skenario Allah.

Sekolah kami disiapkan ahlinya, dan gak lama disiapkan pertandingannya. Mungkin ujian pertama bagi Pak Rahmat sebagai guru penjas. Amazing.. 

Meski sebenarnya sebelum beliau masuk ke sekolah kami, saya sendiri yang ngelatih futsal di sekolah.

Eits.. bukan bermaksud promosi..

Cuma dulu itu karena hanya sebatas hobi, dan jujur bukan spesialisasi saya, karena saya guru kelas.

Saya mulai dulu sangat tertarik dengan namanya bola, bahkan sangat menggilai winning eleven PS 2.

Meski begitu Alhamdulillah saat saya ngebawa anak-anak pertandingan sempat beberapa kali juara... #Uhukkk..

Bukan bermaksud pengen ria ya.. ^_^

Jadi kami pernah:

  • Juara 3 satu kali
  • Juara 2 satu kali
  • Juara 1 tarkam satu kali

Pertanyaannya kenapa saya yang ngelatih? Gak ada guru penjas?

Sebenarnya ada, tetapi beliau perempuan. Nah posisi saya, hanya membantu beliau.

Dengan adanya Pak Rahmat, ini angin segar buat kami.

Terbukti, di bawah asuhan beliau, permainan anak-anak lebih ciamik dan rapi. Baik tehnik passing, potition, attack, penguasaan bola dan defense.

Yang luar biasa lagi nih, dari 10 pemain hanya 5 orang yang benar-benar matang, dilihat dari segi umur, postur tubuh, basic dan tehnik. Namun hal itu ternyata bukan kendala.

Saya hampir gak percaya dibuatnya. Hasil yang dibentuk dibawah asuhan Pak Rahmat.

3. Club paling sedikit kebobolan

Jika Anda masih merasa penasaran kekuatan anak-anak kemarin bermain...

...mereka berhasil menorehkan club paling sedikit kebobolan.

Dari penyisihan grub hingga perempat final hanya kebobolan 2 gol. Yaitu kebobolan satu gol di per delapan besar dan kebobolan satu gol nya lagi di perempat besar.

Itu pun yang kebobolan satu gol di per delapan besar adalah gol gak sengaja, alias gol bunuh diri. Gila kan?

Sedangkan di perempat final waktu itu skor 1 - 1. Jadi mau tidak mau dilanjutkan dengan adu pinalti. Sayangnya kami kandas saat adu tos tosan tersebut.

4. Kesempatan penalti di 9 detik terakhir

Mungkin bapak/ibu tidak penasaran lagi akan kekuatan futsal anak-anak kami.

Namun ada satu momen yang membuat kami penasaran tak karuan sampai sekarang.

Momen itu saat 9 detik terakhir babak kedua, kami mendapatkan kesempatan penalti.

Semua orang dilapangan pada sorak-sorak. Kami seperti dapat durian runtuh. Sedangkan pemain musuh semuanya muka kesal, hampir tidak terima.

Bagaimana tidak, jika kami berhasil mencetak gol dari titik putih terebut, maka 99% kami yang menang, karena waktu yang tersisa adalah 9 detik. Hampir mustahil musuh bisa membalas gol.

an jika algojo kami tidak bisa mencetak, maka akan dilanjutkan adu pinalti untuk mencari pemenangnya.

Algojo kali itu ditunjuklah pemain bertahan, yang memang memiliki tendangan akurat, basic bagus, ketenangan bagus, mental bagus.

Sayangnya..

Seperti yang Anda tebak...

Ya.. benar, anak tersebut gagal menyelesaikan tugasnya.

Momen ini yang menjadi penyesalan bagi kami. Rasanya selalu terngiang-ngiang. ^_^

5. Kalah penalti

Bapak/ibu mungkin akan merasa penasaran lagi jika di posisi kami.

Kesempatan penalti penentu kemenangan sudah gagal...

...dengan berat hati memasuki adu penalti untuk mencari pemenang.

Parahnya saat adu penalti ini kami kembali menelan kekalahan. Haduh... Pie iki... #garuk-garuk tembok.

Tapi ya sudah lah.

Untung anak-anak kami jiwa juara. Bisa nerima dengan lapang dada. Tanpa harus meronta-ronta. Bahkan masih bisa memasang senyum di muka.

Luar biasa.

Bagi saya mereka sudah menjadi juaranya.

Penutup

Demikian 5 fakta sekolah kami menjadi jura 3 bersama turnamen di kota kami. Kegiatan yang memang kompetisi, namun ada pelajaran kedewasaaan yang saya lihat bagi anak-anak.

Pembentukan jiwa juara yang mau menerima kekalahan itu bukan terbentuk sendirinya, namun dengan pengarahan dan didikan yang benar.

Taufik Junaidie
Taufik Junaidie Kepala Sekolah, Finalis 5 besar SRB 2022, Certified Teacher, Google Certified Educator Lev. 2, Juara 1 Vidio Animasi se Kalsel, and Blogger
Komentar