4 Sifat Teladan yang Mesti Dimiliki Guru
Bapak/Ibu sudah pasti sering dengar kalimat ini..
"Guru kencing berdiri, murid kencing berlari"
Kalimat singkat tersebut seakan-akan #menampar dan mengingatkan kita, bahwa begitu pentingnya menjaga sifat teladan.
Bagaimana tidak...
Diri seorang guru akan menjadi tauladan muridnya, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Jika teladan kita buruk, maka murid kita lebih buruk lagi. Gak maukan seperti itu?
Sifat yang menjadikan pribadi istimewa
Nah kali ini saya coba menjabarkan 4 sifat yang mesti dimiliki guru sebagai tauladan.
Saya terinspirasi dari ceramahnya ustad Hannan Attaki, tentang sifat yang menjadikan seseorang itu istimewa.
Saking istimewanya sifat ini, kata beliau jika memiliki 4 sifat tersebut tidak mungkin akan masuk neraka.. #Wow?!
Selain itu, jika Anda muslim, tentu sangat tahu akan sifat mulia Rasulullah bukan?
Rasulullah bisa menjadi manusia yang sangat berpengaruh dan dicintai di muka bumi ini, karena kepribadian beliau yang sangat mulia.
Berarti kita sebagai guru yang juga sama-sama sebagai tauladan bagi peserta didik, mestinya bisa memiliki 4 sifat ini.
Apa saja 4 sifat teladan tersebut? Mari kita simak.
1. Rendah hati
Bapak/Ibu pasti sepakat seorang guru yang rendah hati sangat disukai muridnya.
Karena sifat rendah hati akan mengangkat derajat diri seseorang.
Namun bukan berarti rendah diri ya.
Kalau tanda kutip merendahkan diri boleh. Seperti yang ditunjukkan Rasulullah SAW.
Beliau ketika berbicara dengan anak kecil merendahkan dirinya sehingga sejajar dengan anak tersebut.
Jadi, guru mestinya juga seperti itu ketika berbicara dengan peserta didiknya yang lebih kecil bukan?
Selain itu, dengan menunjukkan kerendahan hati kita, maka akan lebih disukai anak didik.
Dari pada guru yang menunjukkan sok berkuasa.
Ketika ada anak didik yang salah, dikit-dikit marah, dikit-dikit mukul. Trus ngajar seperti seorang bos dengan suruhan.
"Kamu harus begini, kamu harus begitu", Sambil teriak-teriak lagi.
Kalau dibayangkan nih, seolah-olah guru tersebut seperti seorang yang tinggi besar kaya raksasa, sedangkan anak didik kaya semut kecil.
Kalau begitu anak didik bukannya segan tetapi malah takut.
Bukankah belajar yang buruk adalah belajar yang dalam kondisi tertekan maupun ketakutan?
2. Lembut
Kata Ustad Hanan, lembut dengan ketegasan adalah sama-sama sifat yang baik.
Jadi sangat mungkin dipadukan.
Selama ini tuh kita mikirnya jika ingin tegas meski keras. Kalau perlu beringas... #sadis.
Wah.. wah.. tambah takut anak didik kalau gini... ^_^
Mari kita lihat dulu pengertian tegas.
Tegas adalah tindakan yang tidak samar-samar, tidak ragu-ragu dan tidak bimbang - Suharso & Retnoningsih : 2005.
Jadi sederhanya tegas itu tidak mesti keras, yang penting tindakannya jelas. Gak plinplan.
Seperti cerita, Rasulullah yang sudah berkali-kali ingin dibunuh seseorang. Namun orang tersebut akhirnya tertangkap.
Kemudian diikat di tiang mesjd.
Namun Rasulullah justru setiap hari menyapanya dengan baik dan lembut.
Singkat cerita, dengan kelembutan beliau, membuat orang tersebut berbalik menjadi suka. Dan akhirnya masuk Islam.
Nah kita sebagai guru mestinya juga begitu kan?
Misalnya, ketika ada peserta didik yang suka terlambat, kita tidak perlu memaki-maki apalagi sampai memukul.
Jika ingin memberi pelajaran cukup beri tugas yang ringan, agar anak tersebut merasakan ketegasan.
Tujuannya bukan ancaman & hukuman, namun pembelajaran. Karena jika kita biarkan saja, maka anak tersebut justru akan menganggap perilaku terlambat adalah bukan masalah.
3. Memudahkan urusan peserta didik
Pernah suatu waktu seorang nenek di zaman Rasulullah. Beliau mau membawa pulang barangnya, kebetulan saat itu Rasulullah sedang lewat.
Si nenek tersebut minta bantuan Rasulullah mengangkat barang-barang tersebut. Nenek tersebut tidak sadar yang beliau minta tolong adalah Rasulullah.
Rasulullah justru mendahulukan keperluan si nenek dan mengalahkan keperluan beliau.
Teladan ini mestinya juga dimiliki oleh guru. Misalnya:
- bantu peserta didik mengerjakan soal-soal yang sulit,
- mengurangi tugas yang terlalu berat dan menyulitkan, seperti PR.
- dan lain sebagainya.
Dengan membantu memudahkan urusan peserta didik, maka kita akan semakin dianggap bagai "dewa".
Maksudnya orang yang sangat penting dan bermanfaat.
4. Karib/dekat
Lihat diri Anda...
Apakah peserta didik Anda banyak yang suka dekati? Atau suka berlama-lama dekat dengan Anda?
Kalau tidak, bisa jadi karena Anda tidak dianggap orang dekat. Meskipun Anda guru kelas mereka.
Atau bisa jadi Anda sengaja jaga jarak dengan mereka.
Jika begitu sih gak apa-apa, yang parah jika mereka memang gak mau dekat-dekat dengan kita. Itu tanda nya pribadi kita adalah guru yang gak disukai.
Mari intropeksi diri..
Mari perbaiki diri..
Jika ingin membangun kedekatan dengan mereka, berikut yang bisa kita lakukan:
- lakukan langkah 1,2, dan 3 di atas,
- kurangi gab (jarak) dengan melakukan pendekatan, seperti ngajak ngobrol saat di luar kelas, ajak bermain, tanyakan latar belakang mereka.
Dengan begitu mereka akan merasa Anda adalah bagian dari mereka. Ujung-ujungnya kedekatan yang tercipta.
Penutup
Demikian sifat teladan yang mesti dimiliki guru. Jangan kuatir, jika kita belum memiliki ke 4 sifat tersebut. Sebagai manusia hal tersebut adalah wajar.
Namun tidak salahnya kita coba perbaiki diri dan berusaha dengan sabar meneladani sifat di atas.
Bukankah niat juga tercatat menjadi pahala. Apalagi dilakukan dengan usaha meskipun sedikit demi sedikit.