Permudah Administrasi Mengajar
Foto kegiatan pelatihan pembuatan aplikasi android untuk administrasi mengajar bersama Pak Deni Ranoptri, dan testimoni peserta pelatihan |
Administrasi mengajar semestinya bisa dipermudah. Sesuatu yang mudah tentu harus sederhana.
Semakin sederhana, semestinya membuat kita semakin nyaman menjalani hari-hari mengajar.
Mengutip kata James Clear di bukunya Atomic Habbit,
"Motivasi sejati kita adalah malas dan lebih suka mengerjakan yang nyaman".
Jadi, jika administrasi kita sudah sederhana dan mudah, sudah pasti akan kita kerjakan bukan?
Lebih lanjut mengutip di buku tersebut,
Energi adalah sesuatu yang sangat berharga, jadi otak dirancang untuk menghematnya setiap kali mungkin. Manusia kalau mengikuti Hukum Upaya Sekecil-Kecilnya, yang mengatakan bahwa ketika harus memutuskan mana di antara dua opsi yang serupa, orang secara alami akan condong mengambil opsi yang memerlukan upaya paling sedikit
Salah satunya yang bisa kita lakukan untuk melakukan upaya paling sedikit, bisa memanfaatkan handphone. Karena HP selain jarang jauh dari diri kita, penggunaannya lebih familiar dan mudah bagi kita.
Saat ini, melalui HP bisa kita gunakan untuk administrasi, contohnya presensi, menilai, dan lain-lain. Yang mana sudah bisa otomatis merekap nilainya. Dan terpenting aman tidak mudah hilang dan mudah kita akses di mana saja dan kapan saja.
Ini membantu kita mengurangi kerjaan, yang mana waktu dulu kita lakukan hitung manual. Atau mengimput ulang dari buku tulis guru ke rekap excel untuk mendapatkan nilai rapot.
Dan saya yakin, ada banyak lagi inovasi yang bisa kita lakukan untuk mempermudah administrasi guru. Tinggal kita mau atau tidaknya.
Saya yakin, jika kita tidak lagi merasa terbebani aktivitas administrasi, bisa jadi akan banyak lagi hal-hal yang bisa kita kreasikan di kelas.
Karena tidak mungkin ingin bisa berkreasi di bawah tekanan. Baik tekanan kewajiban administrasi ini itu yang harus dipenuhi, yang cukup ribet dan serba kekakuan.
- Kita perlu mudah
- Kita perlu sederhana
- Kita perlu flexibel
Ada cerita yang menarik, ketika saya ketemu Pak Dimas, perwakilan Google yang berkunjung ke Kotabaru. Ternyata, Beliau tidak diberi format baku dari Google untuk laporan. Kata beliau, tinggal beliau yang mengembangkan laporannya dan melaporkannya ketika kembali ke kantor pusat di Jakarta.
Foto bersama dengan (dari kiri ke kanan): Bp. Dimas (Perwakilan dari Google), Bp. Selamat Riyadi (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kotabaru), dan saya sendiri. |
Kalau kita kan biasanya, secara formalitasnya pasti ada format baku seperti SPPD, tanda tangan ini itu, deskripsi kegiatan, dan lain-lain.
Jadi, selain administrasi perlu disederhanakan prosesnya, perlu juga disederhanakan formatnya. Semestinya dibebaskan format masing-masing. Tidak terpaku dengan format-format orang lain.
Akhir Kata
Demikian cerita saya hari ini, semoga kedepan semakin banyak inovasi yang bisa kita lakukan untuk mempermudah, menyederhanakan administrasi mengajar bagi guru. Sehingga diharapkan semakin banyak kreasi yang bisa kita lakukan di kelas tanpa terbebani dengan administrasi mengajar. Share pengalaman teman-teman di kolom komentar ya.