System

Belajar atau Berlatih?

Taufik Junaidie Taufik Junaidie 4 min read 2 komentar

Malam tadi saya baca status Instagram melalui FBnya Pak Bukik Setiawan. Beliau adalah inspirator saya, karena tulisannya sangat banyak membuka mindset saya tentang dunia pendidikan.

Dalam status tersebut, beliau bertanya dan diikuti sedikit penjelasan.

Belajar atau Berlatih?

Banyak sekolah yang sebenarnya tidak membuat anak kita belajar (learning), tapi lebih membuat anak kita berlatih (studying). Berlatih menguasai materi pelajaran yang ditentukan, berlatih mengerjakan banyak soal. Apa relevansi pelajaran dan soal yang dilatihkan bukan hal penting. Karena yang utama adalah nilai ujian yang tinggi sehingga bisa masuk #sekolahfavorit di jenjang berikutnya. Bersekolah untuk sekolah, bukan untuk siap menjalani kehidupan nyata.

Kembalikan belajar pada anak, yuk Memilih Sekolah yang membantu anak bukan sekedar siap melanjutkan sekolah, juga siap menjalani hidup.

Faktanya selama ini di sekolah memang kebanyakan hanya diarahkan untuk berlatih. Latihan soal-soal untuk menghadapi ujian, berlatih untuk menghadapi ulangan semester.

Saya paham maksud Pak Bukik, esensi utamanya pendidikan di sekolah lepas akan belajar sesungguhnya.

Saya setuju akan hal tersebut. Terlebih dalam konteks memilih sekolah yang digaungkan oleh beliau.

Pertanyaan beliau di status tersebut, "Belajar atau Berlatih?", menjadi ide saya menulis pagi ini. Yang mana saya berusaha menulis minimal satu tulisan setiap hari.

Dari ide tersebut, saya coba menggali dari persprektif lain. Bukan untuk menyanggah ya, cuman saya sekedar menuangkan sedikit pemikiran mengenai belajar dan berlatih.

Pengertian Belajar

Oh ya sebelum lebih jauh, saya coba paparkan lagi pengertian belajar.

Kenapa?

Biar sama persepsi kita dulu, pemahaman belajar.

Sebelumnya saya pernah menulis tentang ini juga, bagaimana anak didik benar-benar belajar. Singkatnya, bisa disebut belajar jika anak didik kita mengalami perubahan. Jadi, jika anak datang ke sekolah dan pulang tidak membawa perubahan, artinya anak belum belajar.

Itu pengertian secara bahasa, mohon digaris bawahi ya.

Selanjutnya saya ingin mengajak Anda mereview salah satu film yang  sangat luar biasa.

Film the Karate Kid

Pernah nonton filmnya?

Film yang menceritakan seorang anak beernama Dre Parker (Jaden Smith)  belajar kungfu dengan Mr. Han (Jackie Chan).

Di film tersebut ada adegan yang sangat saya ingat sampai sekarang, yaitu ketika Dre pertama kali belajar kungfu, justru disuruh berlatih dengan orang-orangan kayu.

Lucunya nih, setiap hari hanya diajarkan 3 gerakan jaket ke orang-orangan kayu tersebut, yaitu gantung jaket, lemparkan jeket ke tanah, pungut jaket dari tanah.

Bayangkan jika kita mau belajar kungfu, tapi setiap hari hanya disuruh gantung, lemparkan dan pungut jaket.  Dan itu berulang-ulang kali sampai beberapa kali latihan. Bagaimana rasanya?

Jika saya sendiri pasti jadi bingung. Mungkin jengkel..

Dan benar saja, di adegan tersebut Dre sempat marah dan ngambek dan tidak mau latihan lagi.

Tetapi di situ ternyata letak pesan yang akan disampaikan cerita tersebut.

Mr. Han yang dari awal banyak diam, tenang sabar, kemudian tiba-tiba memunculkan kewibawaan dan sosok guru Kungfu sesungguhnya.

Mr. Han melakukan serangan Kungfunya. Anehnya nih si Dre bisa dengan sigap menangkis beberapa gerakan serangan Mr. Han.

Wah bukan main... Dre hanya terdiam kebingungan setelahnya.. Terkagum-kagum tidak percaya bisa melakukan gerakan menahan serangan Kungfu Mr. Han.

Mr. Han lo!! (Ahli Kungfu ceritanya, namun menyembunyikan kehebatannya dari orang banyak).

Ternyata gerakan Dre menggantung, melemparkan dan memungut jaket setiap hari itu, sudah merupakan latihan gerakan Kungfu.

Ingat banget saya kata-kata Mr. Han setelahnya, "Kungfu itu ada dalam kehidupan sehari-hari".

Wuhhhhhh..... saya rasa histeris ngelihat adegannya.

Pokoknya film ini bikin saya naksir abis. Saya sampai nonton filmnya berkali-kali.

Hikmah film tersebut

Jadi apa hikmah film tersebut?

Si Dre mendapat pembelajaran yang sangat bermakna? karena dia menemukan sendiri, mengalami dan memahami betul pesan dari pelajaran bahwa Kungfu ada dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hanya lewat menggantung jaket.

Saya garis bawahi, si Dre mencapai pemahaman tersebut setelah latihan berkali-kali kan?

Nah itu dia..

Jadi jika saya simpulkan, dengan berlatih akhirnya akan sampai pada titik "belajar" dengan sendirinya.  Di film tersebut si Dre mencapai proses belajar saat dia berhasil menahan serangan Kungfu Mr. Han. Padahal sebelumnya dia tidak bisa berkelahi sama sekali.

Jadi untuk sampai pada proses belajar, maka perlu proses latihan.

Back to School

Nah kondisi di sekolah pada umumnya hanya diajarkan untuk latihan dan latihan. Namun latihan yang diajarkan adalah tentang soal-soal mata pelajaran untuk mempersiapkan menghadapi ulangan semester dan Ujian Nasional. Bukan untuk belajar menghadapi kehidupan.

Di sini letak benang merahnya apa yang dimaksud oleh Pak Bukik.

Jadi jika memakai konteks di kelas, selama ini sebenarnya guru-guru sudah menerapkan latihan yang pada akhirnya sebagai tujuan mencapai proses belajar. Namun sayangnya seperti kata Pak Bukik, tidak dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan.

Penutup

Demikian tulisan ringan saya tentang ini, semoga bermanfaat. Jika ada masukan dan kritikan terhadap tulisan saya, silahkan tambahkan di kolom komentar.

Taufik Junaidie
Taufik Junaidie Kepala Sekolah, Finalis 5 besar SRB 2022, Certified Teacher, Google Certified Educator Lev. 2, Juara 1 Vidio Animasi se Kalsel, and Blogger
2 komentar
  1. Rewrite comments from wordpress:

    Wendi Rosandi says

    26 Januari 2019 at 3:16 pm

    Terima kasih, artikel nya bagus banget..
    Saya mau bertanya, apa hubungan artikel ini dengan aspek2 atau karakteristik yang ada di teori pembelajaran behavovioristik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rewrite comments from wordpress:

      Taufik Junaidie says

      26 Januari 2019 at 12:09 pm

      Trimakasih Pak Wendi

      Sedikit saya tau, karakteristik Teori behavioristik ini saya kira menekankan pada perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.

      Dalam konteks cerita Drew di atas, stimulusnya bisa saya sebut latihan-latihan…

      Responnya adalah perubahan perilaku si Drew, yang bisa mengaplikasikan 3 gerakan sederhana menjadi gerakan kungfu..

      Kalau saya salah, mohon beri masukan.. kita sama-sama belajar ya Pak Wendi ^_^

      Hapus